Penjualan Motor Listrik Honda: Tantangan dan Prospek di Pasar Roda Dua Nasional

Penjualan Motor Listrik Honda: Tantangan dan Prospek di Pasar Roda Dua Nasional

PT Astra Honda Motor (AHM) mengakui belum optimalnya penjualan motor listrik mereka sepanjang tahun 2024, meskipun telah meluncurkan empat model, yakni EM1 e:, EM1 e: Plus, CUV e:, dan Icon e:. Peluncuran dua model terbaru, CUV e: dan Icon e:, pada Oktober 2024, diharapkan dapat mendongkrak angka penjualan, namun realitanya, angka penjualan masih berada di kisaran ribuan unit secara retail hingga akhir tahun. Hal ini diungkapkan oleh Thomas Wijaya, Executive Vice President Director AHM, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Meskipun penjualan secara keseluruhan sepeda motor Honda mencapai angka yang signifikan, yaitu 4,9 juta unit pada periode Januari-Desember 2024, dengan pangsa pasar mencapai 78 persen secara nasional, kontribusi motor listrik masih terbilang minim. Dominasi masih dipegang oleh segmen skutik, dengan BeAT Series, Scoopy, dan Vario sebagai model terlaris. Rendahnya penjualan motor listrik ini menjadi perhatian serius bagi AHM, mengingat upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Thomas Wijaya memaparkan beberapa faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan penjualan motor listrik Honda. Ia menyebutkan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Persepsi Konsumen: Rendahnya minat konsumen terhadap motor listrik menjadi tantangan utama. Hal ini berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk pemahaman masyarakat tentang teknologi kendaraan listrik, ketersediaan infrastruktur pendukung, dan tingkat kepercayaan terhadap performa dan daya tahan kendaraan.
  • Keterbatasan Infrastruktur: Ketersediaan stasiun pengisian daya (SPKLU) yang masih terbatas di berbagai wilayah di Indonesia menjadi kendala bagi calon konsumen. Ketidaknyamanan dalam pengisian daya dan jangkauan yang masih terbatas menjadi pertimbangan penting bagi konsumen potensial.
  • Harga dan Nilai Jual Kembali: Harga jual motor listrik yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan motor konvensional, serta kekhawatiran konsumen mengenai nilai jual kembali motor listrik, menjadi faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian.
  • Kepercayaan dan Kinerja: Aspek kepercayaan (peace of mind) dan kinerja (performance) motor listrik juga menjadi pertimbangan. Konsumen masih perlu keyakinan lebih akan kehandalan dan performa jangka panjang motor listrik.

AHM berencana melakukan evaluasi menyeluruh hingga akhir tahun untuk mengidentifikasi strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan penjualan motor listrik. Langkah ini mencakup peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan teknologi motor listrik, pengembangan infrastruktur pendukung, dan penyesuaian strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. Pihaknya berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan pasar untuk mencapai target penjualan yang lebih baik di masa mendatang.

Keberhasilan AHM dalam penetrasi pasar motor listrik akan turut menentukan lanskap industri otomotif di Indonesia. Tantangan yang dihadapi bukan hanya sebatas meningkatkan penjualan, tetapi juga membangun kepercayaan dan mengubah persepsi konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan ini.