Yogyakarta Gencarkan Program 'One Village One University' untuk Tekan Kenaikan Stunting
Pemerintah Kota Yogyakarta tengah berupaya keras menanggulangi peningkatan kasus stunting yang terjadi. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan menggagas program inovatif bernama "One Village One University" atau Satu Kampung Didampingi Satu Universitas. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat lokal, dengan harapan dapat berdampak signifikan pada penurunan angka stunting.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas, terjadi peningkatan prevalensi stunting di wilayahnya. Data menunjukkan bahwa pada Juni 2024, angka stunting berada di angka 10,07 persen, namun mengalami kenaikan menjadi 12,13 persen pada Februari 2025. Kondisi ini mendorong Pemkot Yogyakarta untuk mengambil tindakan cepat dan terukur.
Target yang dicanangkan adalah menurunkan angka stunting di bawah 12 persen pada tahun 2025. Saat ini, baru delapan wilayah di Kota Yogyakarta yang berhasil mencapai target tersebut, yaitu Kemantren Mantrijeron, Umbulharjo, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Wirobrajan, Jetis, dan Tegalrejo. Wilayah lainnya masih berjuang untuk menekan angka stunting di atas ambang batas yang ditetapkan.
Untuk mencapai target tersebut, DP3AP2KB Kota Yogyakarta telah menjalankan berbagai program yang komprehensif, diantaranya:
- Pembentukan kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
- Mendorong peningkatan kesetaraan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
- Penyediaan pelayanan bimbingan perkawinan.
- Pendampingan intensif bagi ibu hamil.
- Pendampingan intensif bagi ibu pasca persalinan.
- Pendampingan intensif bagi baduta (bayi di bawah dua tahun) dan baduta lanjutan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara Pemkot, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam upaya menurunkan angka stunting. Ia meyakini bahwa pendampingan dari perguruan tinggi melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang disesuaikan dengan karakter masing-masing kampung dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
Program "One Village One University" diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan stunting di Kota Yogyakarta. Dengan melibatkan perguruan tinggi sebagai mitra strategis, diharapkan transfer pengetahuan dan teknologi dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran, sehingga kualitas SDM di tingkat lokal dapat meningkat secara berkelanjutan.