Kemacetan Tanjung Priok: Pemprov DKI Jamin Keamanan Sopir Truk dari Pungli dan Premanisme

Kemacetan parah yang melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menyusul laporan mengenai dampak kemacetan terhadap para sopir truk kontainer, Pemprov DKI Jakarta mengambil langkah tegas untuk memastikan keamanan dan kenyamanan mereka.

Fokus utama adalah memberantas praktik premanisme dan pungutan liar (pungli) yang kerap memanfaatkan situasi kemacetan. Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menyatakan bahwa aparat kepolisian telah diterjunkan untuk mengamankan para sopir truk dan mencegah segala bentuk tindakan kriminal.

"Yang terpenting Polres Jakarta Utara memastikan keamanan sopir truk di dalam pelabuhan dengan menjamin tidak adanya premanisme dan pungli,” ujar Chico Hakim.

Kemacetan yang terjadi pada hari Kamis (17/4/2025) lalu dipicu oleh lambatnya proses bongkar muat kontainer di pelabuhan. Pemprov DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk mempercepat alur logistik, sehingga mengurangi antrean truk yang menjadi penyebab utama kemacetan.

Pengalaman Sopir Truk Terjebak Macet

Kisah pilu dialami oleh Jaya (61), seorang sopir truk kontainer yang harus berjuang selama enam jam untuk menembus kemacetan menuju New Priok Container Terminal One (NPCT 1). Informasi mengenai kemacetan total di Pelabuhan Tanjung Priok ia dapatkan dari grup WhatsApp sesama sopir truk. Meski demikian, karena tuntutan pekerjaan, Jaya tetap harus melanjutkan perjalanan.

Setibanya di Jalan Yos Sudarso sekitar pukul 05.00 WIB, Jaya langsung dihadapkan pada pemandangan kemacetan yang luar biasa. Kendaraan bahkan sempat berhenti total selama beberapa waktu. "Sampai NPCT 1 itu jam 11.00 WIB. Kan berarti 6 jam. Padahal, paling 500 meter doang,” keluh Jaya.

Selama enam jam terjebak macet, Jaya hanya bisa pasrah menunggu giliran. Rasa pegal akibat terus-menerus menginjak kopling dan rem menjadi tantangan tersendiri. Meskipun kondisi lalu lintas pada Jumat (18/4/2025) pagi relatif lebih baik, Jaya tetap berharap ada solusi permanen untuk mengatasi masalah kemacetan di Tanjung Priok.

Permohonan Maaf dari Pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) secara terbuka menyampaikan permohonan maaf atas kemacetan parah yang terjadi di Jalan Yos Sudarso. Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, menjelaskan bahwa kemacetan disebabkan oleh padatnya kendaraan di sekitar pelabuhan dan peningkatan aktivitas bongkar muat.

Lonjakan aktivitas bongkar muat dipicu oleh proses penerimaan dan pengiriman barang yang dilakukan secara bersamaan setelah pembatasan operasional angkutan Lebaran. Selain itu, perusahaan juga berupaya mengejar waktu sebelum libur panjang. Salah satu titik kemacetan terparah berada di New Priok Container Terminal One (NPCT 1).

Data Pelindo menunjukkan bahwa jumlah truk yang masuk ke terminal pelabuhan meningkat hampir 100 persen. Jika biasanya jumlah truk yang masuk ke NPCT 1 kurang dari 2.500 unit per hari, pada hari itu jumlahnya mencapai lebih dari 4.000 unit.

Meski demikian, Adi Sugiri memastikan bahwa sistem operasional di terminal dan di common area pintu masuk NPCT 1 berjalan normal tanpa kendala. Pihaknya terus berupaya menjaga kelancaran operasional dan memastikan layanan kepada pelanggan tetap optimal.

Berikut adalah poin-poin penting dari kejadian ini:

  • Kemacetan parah di Tanjung Priok mengakibatkan terganggunya aktivitas logistik.
  • Pemprov DKI Jakarta berupaya menindak praktik premanisme dan pungli terhadap sopir truk.
  • Pelindo meminta maaf atas kemacetan yang terjadi dan berjanji untuk meningkatkan kinerja.
  • Sopir truk mengalami kesulitan dan kerugian akibat kemacetan.
  • Peningkatan aktivitas bongkar muat menjadi salah satu penyebab utama kemacetan.