Kontroversi Anggaran Jember Fashion Carnaval, DPRD Pertanyakan Kenaikan di Tengah Penghematan

Polemik Kenaikan Anggaran Jember Fashion Carnaval 2025

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember menyatakan keterkejutannya atas keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang menaikkan alokasi anggaran untuk penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun 2025. Kenaikan ini terjadi di tengah upaya penghematan anggaran daerah, sehingga menimbulkan pertanyaan dan sorotan dari berbagai pihak.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember, anggaran JFC tahun ini mencapai Rp 1,9 miliar. Angka ini meningkat signifikan dari alokasi awal yang tercantum dalam APBD 2025, yaitu sebesar Rp 1,5 miliar. Pihak Disparbud menjelaskan bahwa penambahan anggaran sebesar Rp 400 juta ini berasal dari hasil efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Pemkab Jember. Dana tambahan ini akan digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan JFC yang berpotensi memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Jember.

Disparbud Jember berpendapat bahwa JFC merupakan ikon penting bagi Jember di mata dunia. Event ini tidak hanya mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, tetapi juga dari Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan serta berbagai negara, seperti Jepang. JFC dinilai mampu menarik banyak wisatawan mancanegara, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta tingkat hunian hotel dan penginapan di Jember. Oleh karena itu, Pemkab Jember menganggap investasi dalam JFC sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto, mengungkapkan keheranannya atas penambahan anggaran JFC. Ia mempertanyakan mengapa anggaran JFC dinaikkan di saat anggaran untuk event-event lain yang memiliki nilai budaya, sejarah, dan dampak ekonomi bagi masyarakat justru dikurangi atau bahkan dihilangkan. Menurutnya, penambahan anggaran untuk satu program seharusnya tidak mengorbankan program-program lain yang juga penting bagi masyarakat.

Candra berharap Disparbud Jember dapat menyusun prioritas program yang jelas dalam kalender pariwisata dan budaya Jember. Ia juga berharap JFC dapat memberikan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang hadir. Candra menekankan pentingnya menjadikan JFC sebagai media diplomasi ekonomi, budaya, dan pariwisata yang dapat membawa dampak positif bagi Jember.

Kontroversi anggaran JFC ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. DPRD Jember akan terus mengawasi penggunaan anggaran JFC dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien untuk memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Jember.

Dampak yang diharapkan dari JFC:

  • Peningkatan omzet UMKM
  • Peningkatan okupansi hotel dan penginapan
  • Media promosi pariwisata Jember
  • Diplomasi ekonomi dan budaya