Upaya Konservasi: Hiu Paus Gorontalo Dilengkapi Teknologi Pelacak Satelit
Perairan Botubarani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, kembali menjadi pusat perhatian dalam upaya konservasi hiu paus (Rhincodon typus). Dua individu hiu paus baru-baru ini dipasangi perangkat pelacak satelit (satellite tagging) berjenis Finmount. Langkah ini merupakan kelanjutan dari program pemantauan jangka panjang yang bertujuan untuk mengungkap lebih dalam mengenai pergerakan dan perilaku spesies yang dilindungi ini.
Program pelacakan ini, yang telah diinisiasi sejak tahun 2022 oleh Yayasan Konservasi Indonesia, memanfaatkan teknologi canggih untuk mengikuti jejak hiu paus secara real-time. Alat pelacak yang dipasang akan mengirimkan data lokasi ke satelit, yang kemudian diteruskan ke pusat penerima di bumi. Data ini memungkinkan para peneliti untuk memantau pola migrasi, preferensi habitat, dan interaksi hiu paus dengan lingkungannya.
Inisiatif ini bukan hanya sekadar pemantauan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam pengelolaan kawasan konservasi. Perairan Teluk Gorontalo, tempat Botubarani berada, merupakan habitat penting bagi hiu paus, dan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku mereka akan membantu dalam merancang strategi konservasi yang lebih efektif. Saat ini total sudah ada lima ekor Hiu Paus yang dipasangi alat pelacak di kawasan tersebut.
Hiu paus sendiri adalah spesies ikan terbesar di dunia dan dilindungi oleh hukum Indonesia. Keberadaan mereka di perairan Indonesia, termasuk di Botubarani, menjadikannya daya tarik ekowisata yang signifikan. Oleh karena itu, upaya konservasi ini tidak hanya penting bagi perlindungan spesies, tetapi juga bagi keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.
Syafrie AB Kasim, Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut dan PSDKP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, pemasangan satelit tagging merupakan langkah nyata dalam upaya konservasi spesies yang dilindungi di perairan Gorontalo.
Abdi Hasan dari Konservasi Indonesia menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dari pelacak satelit akan sangat berharga dalam mengisi kekosongan informasi mengenai lokasi-lokasi kemunculan hiu paus di Indonesia. Selain itu, pengakuan internasional terhadap Botubarani sebagai lokasi kemunculan hiu paus yang konsisten menjadi dasar untuk rencana penambahan lima alat tagging lagi.
Kegiatan konservasi ini melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk BPSPL Makassar wilayah kerja Gorontalo, komunitas lokal seperti kelompok konservasi Orca, kelompok masyarakat pengawas, kelompok sadar wisata, pemandu wisata, dan masyarakat sekitar. Keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian hiu paus.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pergerakan dan perilaku hiu paus, diharapkan upaya konservasi dapat menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga spesies ini dapat terus menghiasi perairan Gorontalo dan memberikan manfaat ekologis serta ekonomi bagi masyarakat setempat.
Daftar Lokasi Habitat Hiu Paus Di Indonesia:
- Teluk Saleh (NTB)
- Teluk Cenderawasih (Papua)
- Talisayan (Kalimantan Timur)
- Probolinggo (Jawa Timur)
- Botubarani (Gorontalo)