Polemik Undangan DJ Nathalie Holscher ke Sidrap, Muhammadiyah Mengeluarkan Penolakan Keras

Rencana anggota DPR RI, Rusdi Masse Mappasessu (RMS), untuk mengundang kembali DJ Nathalie Holscher ke Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, menuai penolakan dari Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Sidrap. Penolakan ini didasari kekhawatiran terkait dampak yang mungkin timbul akibat kontroversi sebelumnya.

Polemik bermula ketika video aksi saweran yang dilakukan kepada DJ Nathalie di sebuah tempat hiburan malam (THM) di Sidrap viral di media sosial. RMS, yang juga menjabat sebagai Ketua NasDem Sulawesi Selatan, berencana mengundang DJ Nathalie dengan tujuan mempromosikan potensi wisata daerah. Namun, rencana ini justru mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah Sidrap.

Sekretaris PD Muhammadiyah Sidrap, KH Kalam Fattah, mengungkapkan keheranan dan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. Menurutnya, undangan tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Muhammadiyah dan berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Sidrap. Kalam Fattah menyampaikan aspirasi penolakan ini kepada DPRD Sidrap dan berharap agar pemerintah daerah mempertimbangkan masukan tersebut.

"Kita juga tidak mengerti apa maksud beliau (RMS) mengundang itu karena saya dengar istilah promosi-promosi," ujar KH Kalam Fattah. Ia menambahkan bahwa pihaknya telah meminta kepada DPRD agar rencana tersebut dibatalkan.

Muhammadiyah Sidrap khawatir kedatangan DJ Nathalie akan dianggap sebagai bentuk normalisasi terhadap aksi saweran yang sebelumnya viral. Mereka berharap agar citra Sidrap sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya tidak tercoreng akibat kontroversi ini.

DPRD Sidrap disebut telah sepakat untuk menolak kedatangan DJ Nathalie. Kalam Fattah menjelaskan bahwa DPRD berpendapat permintaan maaf, jika itu tujuannya, dapat dilakukan melalui cara lain tanpa harus menghadirkan yang bersangkutan secara langsung.

"DPR juga menyatakan bahwa tidak perlu dia datang. Katanya mau datang minta maaf, tidak perlu datang, kalau memang mau minta maaf bisa lewat apa saja tidak perlu dia datang," tegasnya.

Lebih lanjut, Kalam Fattah menekankan bahwa aksi saweran yang mengarah pada pornografi tidak layak untuk dipertontonkan. Ia menilai bahwa mengundang kembali DJ Nathalie ke Sidrap justru akan memperkeruh suasana dan tidak menyelesaikan masalah.

"Karena kalau datang kayaknya kontra yah, satu bagian kita minta itu tidak kelihatan sementara yang pernah tampil akan dimunculkan. Tidak ketemu itu, tidak menyelesaikan masalah. Jadi sebaiknya tidak usah didatangkan," jelasnya.

Muhammadiyah Sidrap berharap Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, dapat mendengarkan aspirasi yang telah disampaikan. Mereka meyakini bahwa menjaga kondusivitas dan citra positif daerah merupakan prioritas utama.

Sementara itu, RMS berdalih bahwa undangan kepada DJ Nathalie bertujuan untuk membuat konten promosi wisata dan kuliner Sidrap. Ia menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk mengulangi aksi saweran yang sebelumnya terjadi.

"Saya butuh Nathalie bikin konten makanannya, wisatanya. Bukan cuman saweranya saja," ujar RMS dalam sebuah live TikTok.

Polemik ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara berbagai pihak mengenai cara mempromosikan potensi daerah. Di satu sisi, ada yang berpendapat bahwa menghadirkan tokoh publik kontroversial dapat menarik perhatian dan mendongkrak popularitas. Di sisi lain, ada yang mengkhawatirkan dampak negatif yang mungkin timbul akibat kontroversi tersebut.

Kasus ini masih terus bergulir dan menunggu keputusan akhir dari pemerintah daerah Sidrap.