Misteri Kegelapan di Amerika Serikat yang Tertangkap dari Stasiun Luar Angkasa
Pada April 2024, seorang astronaut NASA yang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berhasil mengabadikan momen langka dari orbit bumi. Foto tersebut menunjukkan sebagian wilayah Amerika Serikat tampak lebih gelap dibandingkan area sekitarnya. Fenomena ini memicu rasa ingin tahu dan pertanyaan: Apa yang menyebabkan perbedaan visual yang mencolok ini?
Penjelasan ilmiah mengungkap bahwa kegelapan tersebut bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari total. Saat gerhana matahari total terjadi, posisi Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus. Konfigurasi ini menyebabkan Bulan menghalangi cahaya Matahari dan menciptakan bayangan yang jatuh ke permukaan Bumi. Dari perspektif luar angkasa, bayangan Bulan ini terlihat sebagai area gelap yang menyapu sebagian wilayah Bumi.
Citra yang ditangkap oleh kamera EPIC NASA, yang berada di satelit DSCVR, memperjelas fenomena ini. Bayangan Bulan terlihat jelas menutupi sebagian besar wilayah Amerika Utara, membentang dari Pantai Pasifik Meksiko, melintasi Texas, hingga mencapai Pantai Atlantik Newfoundland, Kanada. Jutaan penduduk di wilayah tersebut mengalami pengalaman unik, di mana siang hari berubah menjadi malam selama beberapa menit.
Peristiwa gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang relatif jarang terjadi. Jalur totalitas gerhana, yaitu area di mana bayangan Bulan jatuh sepenuhnya, melintasi wilayah seperti Texas, Oklahoma, Arkansas, Missouri, Illinois, Kentucky, Indiana, Ohio, Pennsylvania, New York, Vermont, New Hampshire, dan Maine. Di area ini, pengamat dapat menyaksikan Bulan menutupi seluruh bagian Matahari, kecuali korona yang tampak seperti cincin cahaya tipis di sekeliling Bulan.
Selama gerhana matahari total, pengamat di Bumi juga memiliki kesempatan langka untuk melihat prominensia surya, yaitu lingkaran plasma bercahaya yang memanjang ke korona. Plasma ini merupakan gas terionisasi super panas yang mengalir di sepanjang struktur medan magnet Matahari yang kompleks.
Michael Kirk, seorang ilmuwan peneliti di Divisi Heliofisika di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, menggambarkan pemandangan korona selama gerhana sebagai momen yang tidak akan pernah terulang kembali. Bentuk korona yang runcing dan asimetris menandakan bahwa medan magnet Matahari sedang aktif dan mendekati titik maksimumnya.
Gerhana matahari total adalah peristiwa langka yang dapat disaksikan di wilayah yang sama hanya sekali dalam beberapa tahun. Di Amerika Serikat, gerhana matahari total berikutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun 2045 dan akan melintasi 48 negara bagian.
Keunikan gerhana matahari total terletak pada perbandingan ukuran relatif Matahari dan Bulan. Meskipun Bulan berukuran 400 kali lebih kecil dari Matahari, Bulan juga 400 kali lebih dekat ke Bumi. Kombinasi ini menyebabkan Matahari dan Bulan tampak berukuran sama jika dilihat dari Bumi. Fenomena ini memungkinkan Bulan untuk menghalangi cahaya Matahari sepenuhnya dan menciptakan kegelapan sementara di Bumi. Analogi sederhananya adalah seperti jari kelingking yang lebih kecil dari Matahari. Jika jari diangkat ke atas menghadap langit sejauh lengan, maka jari tampak cukup besar untuk menghalangi Matahari dan sinarnya di mata kita. Begitu juga yang dilakukan Bulan selama fenomena gerhana ini.
Pengamatan gerhana matahari total tidak hanya memberikan pengalaman visual yang menakjubkan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Matahari dan medan magnetnya. Data yang dikumpulkan selama gerhana dapat membantu para ilmuwan untuk memprediksi aktivitas Matahari di masa depan dan dampaknya terhadap Bumi.