Sumsel Dorong Penambahan Infrastruktur Pengendali Banjir di Palembang

Hujan deras kerap kali memicu genangan air di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Menanggapi persoalan ini, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menekankan pentingnya penambahan stasiun pengendali banjir. Permintaan ini disampaikannya saat melakukan peninjauan langsung ke stasiun pengendali banjir Sungai Bendung yang terletak di Kelurahan 10 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, pada hari Jumat, 18 April 2025.

Gubernur Deru mengapresiasi kinerja stasiun pengendali banjir yang sudah ada. Ia menyebutkan bahwa keberadaan infrastruktur tersebut telah membantu mengurangi area terdampak banjir secara signifikan. Data menunjukkan penurunan luas wilayah terendam banjir dari 284 hektar menjadi sekitar 48 hektar. Meskipun demikian, Herman Deru menegaskan bahwa penambahan stasiun pengendali banjir baru sangat krusial untuk meminimalkan risiko banjir di Kota Palembang.

"Bapak Wali Kota sudah berupaya keras mengatasi banjir, bahkan hingga larut malam. Namun, masalah ini tidak dapat diselesaikan sendiri. Sebagai Gubernur, saya merasa terpanggil untuk turun langsung ke lapangan," ujar Herman Deru.

Pemerintah Kota Palembang telah merencanakan pembangunan stasiun pengendali banjir baru yang berlokasi di kawasan Sungai Buah. Lokasi ini dinilai strategis untuk mempercepat aliran debit air saat curah hujan tinggi.

Gubernur Deru juga telah menginstruksikan Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, untuk segera menyelesaikan desain stasiun banjir di kawasan Sungai Buah. Ia menargetkan penyelesaian desain pada tahun ini agar pembangunan dapat segera dimulai. Mengenai pendanaan, Gubernur Deru menyatakan akan mengupayakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.

Selain penambahan infrastruktur, Herman Deru juga menyoroti masalah sampah sebagai salah satu faktor penyebab banjir di Palembang. Ia menjelaskan bahwa kebiasaan membuang sampah ke sungai dapat menghambat aliran air dan memperburuk risiko banjir.

"Pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak baik akan menyumbat saluran air dan meningkatkan potensi banjir," tegasnya.

Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, sependapat dengan Gubernur Deru mengenai pentingnya penambahan stasiun pengendali banjir. Selain itu, ia juga mengusulkan perluasan kolam retensi yang terletak di kawasan Simpang Polda. Ratu Dewa menjelaskan bahwa kawasan Simpang Polda, yang merupakan pusat kota, seringkali terendam banjir saat hujan deras, menyebabkan kemacetan parah.

"Jika memungkinkan, kolam retensi perlu diperluas agar dapat menampung volume air yang lebih besar dan mempercepat penanganan banjir di wilayah sekitar," pungkas Ratu Dewa.

Upaya penanggulangan banjir di Palembang memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan penambahan infrastruktur pengendalian banjir, pengelolaan sampah yang efektif, dan peningkatan kapasitas kolam retensi. Sinergi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan Palembang yang bebas banjir.