Pelindo Ringankan Beban Pengusaha Truk dan Kargo Akibat Kemacetan di Tanjung Priok

Kemacetan parah yang melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah mendorong PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk mengambil langkah-langkah meringankan beban para pengusaha truk dan kargo yang terdampak.

Pelindo memberikan kompensasi berupa perpanjangan waktu pembatasan TILA. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kemacetan panjang yang terjadi sejak Rabu malam hingga Jumat pagi, sehingga pemilik truk dan kargo tidak akan dikenakan denda atau sanksi akibat keterlambatan pengiriman kontainer atau barang ke pelabuhan.

Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menyatakan bahwa Pelindo juga telah meniadakan biaya masuk gerbang otomatis pelabuhan. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi beban para sopir truk yang terjebak kemacetan.

"Beberapa kali kami juga melepas gate, sehingga tapping gate-nya kami gratiskan," ujar Drajat dalam konferensi pers.

Selain itu, Pelindo juga memberikan penggantian biaya tol bagi truk-truk yang dialihkan ke jalan tol akibat kemacetan di jalan arteri. Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Pelindo menyediakan konsumsi bagi para sopir truk yang menunggu di lapangan.

Kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah keterlambatan kedatangan tiga kapal di New Priok Container Terminal One (NPCT1). Keterlambatan ini menyebabkan peningkatan volume kendaraan yang melakukan aktivitas receiving dan delivery peti kemas.

Berikut rincian penyebab kemacetan:

  • Keterlambatan Kapal: Tiga kapal yang seharusnya tiba lebih awal mengalami keterlambatan, menyebabkan penumpukan aktivitas di terminal.
  • Peningkatan Volume Peti Kemas: Terjadi peningkatan pengiriman peti kemas setelah periode libur panjang, dengan kenaikan sekitar 4,2 persen pada Maret 2025.
  • Lonjakan Aktivitas Pengiriman: Pelanggan berusaha mengirim atau menarik kontainer secara bersamaan menjelang akhir pekan, menyebabkan lonjakan volume kendaraan yang signifikan.

Akibatnya, jumlah truk yang menuju NPCT 1 melonjak drastis, dari rata-rata kurang dari 2.500 truk per hari menjadi sekitar 4.200 truk.