Penghayatan Mendalam Ivonsius dalam Peran Yesus Kristus di Tarakan

Kota Tarakan, Kalimantan Utara, menjadi saksi bisu penghayatan mendalam seorang pemuda bernama Ivonsius dalam memerankan Yesus Kristus pada visualisasi Jalan Salib yang merupakan bagian dari rangkaian misa Jumat Agung di Gereja Katolik Santa Maria Imakulata. Ivonsius, yang baru berusia 26 tahun, mengaku bahwa peran ini telah memberikan pengalaman spiritual yang transformatif dalam hidupnya.

Persiapan intensif selama dua bulan dilakukan Ivonsius demi menghidupkan karakter Yesus Kristus. Ia menuturkan bahwa dirinya terdorong untuk mengambil peran ini sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanan Yesus Kristus yang diyakini telah menebus dosa umat manusia. Pendalaman karakter dilakukan melalui pembacaan Alkitab dan penayangan film-film yang mengisahkan kehidupan Yesus. Ivonsius mengungkapkan bahwa proses ini membantunya untuk merefleksikan diri dan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam visualisasi tersebut, Ivonsius harus menghadapi berbagai adegan yang menguras emosi dan fisik, termasuk diludahi, dipukul, dan dicambuk. Ia juga harus berinteraksi dengan para pemeran prajurit yang melontarkan hinaan dan cemoohan. Ivonsius mengaku bahwa tantangan terbesarnya adalah menjaga kesabaran dan ketabahan, meneladani sikap Yesus Kristus yang tetap taat kepada Bapa di Surga meski mengalami siksaan yang berat. Ia menggambarkan pengalamannya ini sebagai momen "berserah diri" sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.

Meski merasa terharu dan terberkati dengan kesempatan ini, Ivonsius menyatakan bahwa dirinya tidak berencana untuk kembali memerankan Yesus Kristus dalam visualisasi Jalan Salib di tahun-tahun mendatang. Ia berharap bahwa visualisasi ini dapat menjadi pengingat bagi umat Katolik di Tarakan, khususnya generasi muda, untuk senantiasa hidup sesuai dengan ajaran agama dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Pastor Paroki, RP Antonius Andri Atmaka, menjelaskan bahwa visualisasi Jalan Salib ini bertujuan untuk merefleksikan berbagai karakter manusia, baik yang baik maupun yang jahat, dengan Yesus Kristus sebagai tokoh sentral. Ia menambahkan bahwa Yesus Kristus, melalui sikapnya yang penuh kasih dan pengampunan, memberikan contoh bagaimana seharusnya manusia merespons berbagai pilihan dalam hidup, yaitu dengan menjadi pribadi yang saleh dan penuh kebajikan.

Visualisasi Jalan Salib ini diharapkan dapat menguatkan iman umat Katolik dan mengingatkan mereka akan pentingnya pengorbanan dan cinta kasih, serta mendorong mereka untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan berorientasi pada nilai-nilai spiritual.