Indonesia Berupaya Redam Tarif Impor AS dengan Peningkatan Pembelian Energi dan Pertanian

Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk menghindari dampak negatif dari kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan dengan menjanjikan peningkatan impor komoditas energi dan produk pertanian dari Negeri Paman Sam.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, usai pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi AS di Washington, menyampaikan komitmen Indonesia untuk meningkatkan pembelian energi. Hal ini mencakup Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah, dan bensin. Selain sektor energi, Indonesia juga akan memperluas impor produk pertanian AS, seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam negosiasi terkait tarif impor yang dikenakan AS kepada Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya mempererat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai kemudahan bagi perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di dalam negeri. Insentif dan penyederhanaan proses perizinan akan diberikan untuk menarik investasi dan memperkuat hubungan bilateral.

Kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh AS sebelumnya, mengenakan tarif hingga 32 persen untuk produk impor asal Indonesia. Namun, Indonesia diberikan masa penangguhan selama 90 hari untuk melakukan negosiasi intensif dengan pihak AS. Kedua negara telah menyepakati kerangka acuan dan menargetkan penyelesaian negosiasi dalam waktu 60 hari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa Indonesia juga akan menyesuaikan tarif impor untuk beberapa komoditas asal AS. Penyesuaian ini termasuk penurunan tarif impor ponsel dan laptop dari 2,5 persen menjadi 0,5 persen. Produk seperti baja dan alat kesehatan juga akan dikenakan tarif yang lebih rendah, antara 0 hingga 5 persen, dari sebelumnya 5-10 persen.

Data dari Kantor Perwakilan Dagang AS menunjukkan bahwa defisit perdagangan barang antara AS dan Indonesia mencapai 17,9 miliar dollar AS pada tahun 2024, meningkat 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan langkah-langkah yang diambil ini, Indonesia berharap dapat menciptakan hubungan dagang yang lebih seimbang dan menguntungkan kedua belah pihak.

  • Komitmen Indonesia Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pembelian energi dari AS, termasuk LPG, minyak mentah, dan bensin.
  • Penawaran Kemudahan Pemerintah menawarkan berbagai kemudahan bagi perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia.
  • Penyesuaian Tarif Impor Indonesia juga akan menyesuaikan tarif impor untuk beberapa komoditas asal AS.