Kemacetan Parah di Tanjung Priok: Gubernur Jakarta Sampaikan Permohonan Maaf
Dampak Keterlambatan Kapal dan Lonjakan Volume Bongkar Muat Picu Kemacetan Horor di Tanjung Priok
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan permohonan maaf yang mendalam kepada masyarakat atas kemacetan parah yang melumpuhkan kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sejak Rabu (16/4/2025). Permintaan maaf ini disampaikan saat acara Silaturahmi with Mas Pram di Balai Kota Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
"Saya mohon maaf atas kejadian di Tanjung Priok. Kemacetan di jalan tol sangat luar biasa dan masih berlangsung hingga saat ini," ujar Pramono.
Ia telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, untuk mengidentifikasi akar masalah kemacetan tersebut. Menurut Pramono, penyebab utama kemacetan adalah ketidakseimbangan antara kapasitas yang tersedia dan volume truk yang masuk. Kapasitas normal hanya sekitar 2.500 truk, namun dalam tiga hari terakhir, lebih dari 7.000 truk per jam berusaha masuk, menyebabkan ruas jalan di Tanjung Priok menjadi lumpuh dan mengganggu aktivitas warga.
Pramono menyadari bahwa PT Pelindo telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut. Namun, baginya, permintaan maaf saja tidak cukup. Ia telah menginstruksikan Syafrin Liputo untuk memberikan peringatan keras kepada PT Pelindo dan operator di Tanjung Priok agar kejadian serupa tidak terulang.
"Ini tidak boleh terjadi lagi. Sebagai Gubernur Jakarta, saya mohon maaf atas kejadian ini, meskipun bukan tanggung jawab langsung Pemerintah Jakarta. Kami terkena dampak yang luar biasa dari kejadian ini. Saya sudah meminta jajaran Balai Kota untuk mencegah kejadian serupa dan tidak mengizinkan permintaan yang seperti ini di masa mendatang," tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menjelaskan bahwa kemacetan parah di Tanjung Priok disebabkan oleh peningkatan aktivitas bongkar muat di Terminal NPCT One akibat keterlambatan kedatangan tiga kapal asing. Kapal-kapal ini seharusnya tiba seminggu sebelumnya, namun mengalami penundaan dari pelabuhan asal.
"Keterlambatan ini bukan karena kesalahan kami atau pihak kapal, melainkan karena penundaan di pelabuhan sebelumnya. Ini seperti pesawat yang mengalami delay, satu bandara akan menyebabkan delay di bandara lain," jelas Drajat.
Selain itu, Pelindo tidak mengantisipasi bahwa keterlambatan kapal akan berdampak pada lonjakan volume bongkar muat. Perusahaan juga berusaha mengejar waktu sebelum libur panjang yang dimulai pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025). Akibatnya, terminal menerima pesanan sekitar 4.200 kontainer untuk dirilis, padahal kapasitas normal hanya sekitar 2.500 kontainer.
Rincian Penyebab Kemacetan:
- Keterlambatan kedatangan tiga kapal asing.
- Lonjakan volume bongkar muat di Terminal NPCT One.
- Upaya mengejar waktu sebelum libur panjang.
- Ketidakseimbangan antara kapasitas terminal dan volume truk yang masuk.
Tindakan yang diambil:
- Gubernur Jakarta menyampaikan permohonan maaf.
- Koordinasi dengan Dinas Perhubungan Jakarta untuk mengidentifikasi penyebab kemacetan.
- Peringatan keras kepada PT Pelindo dan operator di Tanjung Priok.
- Instruksi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.