Pasangan Profesor UGM Kembangkan Kemajuan Bioteknologi dan Kesehatan Hewan
Pasangan Profesor UGM Kembangkan Kemajuan Bioteknologi dan Kesehatan Hewan
Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini menorehkan sejarah baru dengan mengukuhkan sepasang suami istri, Prof. drh. Agung Budiyanto, MP., Ph.D., dan Prof. Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanto, MP., sebagai Guru Besar. Pengukuhan bersama ini menandai prestasi luar biasa dalam bidang kedokteran hewan dan bioteknologi reproduksi. Prof. Agung dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Bioteknologi Reproduksi Veteriner Ruminansia di Fakultas Kedokteran Hewan, sementara Prof. Agustina meraih gelar Guru Besar di bidang Farmakokinetik dan Terapi Veteriner di fakultas yang sama. Keduanya, dengan spesialisasi yang saling melengkapi, berkontribusi signifikan dalam upaya peningkatan kesehatan hewan dan kesejahteraan masyarakat.
Fokus Penelitian yang Saling Berkelindan
Prof. Agustina, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Peran Farmakokinetik dan Terapi Veteriner pada Kesehatan Global (One Health)", menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dan kolaboratif dalam mengatasi permasalahan kesehatan hewan. Ia menyoroti isu resistensi antimikroba yang semakin mengkhawatirkan akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan. Prof. Agustina menjelaskan bahwa konsep One Health, yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, menjadi kunci dalam penanggulangan penyakit zoonosis, seperti Covid-19, flu burung, SARS, dan rabies. Lebih lanjut, beliau menjelaskan kontribusi farmakokinetik veteriner dalam menentukan takaran obat yang optimal untuk hewan, serta peran farmakodinamikanya dalam mencegah resistensi antimikroba. Penelitiannya juga menyentuh aspek keamanan pangan dengan menentukan batas residu maksimum obat dalam produk hewan untuk konsumsi manusia.
Sementara itu, Prof. Agung fokus pada peningkatan performa reproduksi sapi di Indonesia. Ia menyoroti rendahnya aplikasi teknologi reproduksi di Indonesia yang mengakibatkan hambatan dalam peningkatan populasi sapi. Kurangnya ahli di bidang peternakan dan kesehatan hewan, serta keterbatasan sarana dan prasarana peternak, juga menjadi faktor penyebab rendahnya produktivitas. Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Agung mengusulkan beberapa strategi untuk meningkatkan performa reproduksi sapi, antara lain inseminasi buatan (IB), sinkronisasi estrus, transfer embrio, dan genetik mapping. Beliau menekankan pentingnya pengembangan genetik mapping untuk mempertimbangkan faktor genetik dalam seleksi jangka panjang, tidak hanya fokus pada produksi susu dan daging saja. Penelitiannya bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan daging dan susu nasional.
Implikasi dan Harapan
Pengukuhan bersama kedua profesor ini menandai tonggak penting bagi pengembangan ilmu kedokteran hewan dan bioteknologi di Indonesia. Penelitian mereka yang saling melengkapi dan fokus pada isu-isu krusial, seperti resistensi antimikroba dan peningkatan produktivitas peternakan, memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sektor peternakan dan kesehatan masyarakat. Penelitian mereka diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan kebijakan dan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan hewan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kedua profesor ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Daftar Publikasi
(Informasi mengenai daftar publikasi kedua profesor dapat ditambahkan di sini jika tersedia)