Aksi 'Cake Smashing' Berujung Petaka: Pengantin Wanita Jadi Korban Prank Pernikahan, Netizen Geram
Pernikahan, sebuah momen sakral yang diimpikan banyak orang, seringkali diwarnai dengan tradisi dan perayaan. Salah satu tradisi yang cukup populer, terutama di kalangan masyarakat Barat, adalah cake smashing, yaitu aksi mendorong wajah pengantin ke dalam kue pernikahan. Namun, alih-alih menjadi momen lucu dan mengesankan, tradisi ini justru seringkali berujung petaka, bahkan memicu perdebatan dan kemarahan.
Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pengantin pria dengan sengaja mendorong kepala istrinya ke dalam kue pernikahan yang berhias krim berwarna ungu. Aksi ini sontak menuai kecaman dari warganet. Banyak yang menilai tindakan tersebut tidak pantas dan tidak menghargai pengantin wanita yang telah bersusah payah mempersiapkan diri untuk hari bahagianya. Komentar-komentar bernada pedas pun membanjiri kolom komentar, menyarankan pengantin wanita untuk segera mengakhiri pernikahannya.
Tradisi cake smashing sendiri sebenarnya memiliki akar sejarah yang cukup panjang. Konon, tradisi ini sudah ada sejak zaman Romawi Kuno, di mana pengantin wanita akan dihujani remah-remah kue barley sebagai simbol dominasi pria dan harapan akan kesuburan. Di wilayah Yorkshire, Inggris, tradisi serupa juga dilakukan dengan cara melemparkan sisa kue di atas kepala pengantin wanita sebagai simbol memulai kehidupan pernikahan tanpa tergoda oleh hasrat. Bahkan di Inggris pada Abad Pertengahan, pasangan pengantin baru akan berbagi ciuman pertama mereka di atas tumpukan roti manis, yang dipercaya bisa mendatangkan kemakmuran dalam rumah tangga.
Namun, seiring berjalannya waktu, makna tradisi ini mulai bergeser. Di era modern, cake smashing seringkali dianggap sebagai lelucon atau prank yang dilakukan oleh pengantin pria kepada pengantin wanita. Padahal, tidak semua orang menyukai lelucon semacam ini. Bagi sebagian orang, cake smashing justru dianggap sebagai tindakan yang merendahkan, tidak sopan, dan bahkan menyakitkan.
Kasus cake smashing yang berujung masalah bukan kali ini saja terjadi. Beberapa waktu lalu, seorang pengantin wanita bernama Jade Kennedy membagikan pengalamannya yang tidak menyenangkan di TikTok. Dalam video tersebut, suaminya terlihat menghantamkan kue ke wajahnya sesaat setelah mereka mengucapkan janji suci pernikahan. Banyak warganet yang kemudian menyarankan Kennedy untuk segera mengajukan gugatan cerai.
Cerita serupa juga dialami oleh seorang pengantin wanita yang sampai berlari meninggalkan gedung pernikahan dalam kondisi berlinang air mata dan penuh dengan krim mentega setelah sang suami melakukan aksi cake smashing. Ia mengaku merasa dipermalukan di depan semua orang hanya demi sebuah lelucon bodoh. Selain merusak riasan wajah, tatanan rambut, dan gaunnya, aksi tersebut juga menghancurkan kue pernikahan yang harganya tidak murah.
Insiden-insiden seperti ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pernikahan adalah sebuah komitmen sakral yang harus dijaga dengan baik. Lelucon atau prank yang berlebihan, apalagi yang sampai merendahkan atau menyakiti pasangan, sebaiknya dihindari. Komunikasi yang baik dan saling pengertian adalah kunci utama untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia.