Banjir Kabupaten Bekasi Surut, Ribuan Warga Terdampak Mulai Kembali Pulih

Banjir Kabupaten Bekasi Surut, Ribuan Warga Terdampak Mulai Kembali Pulih

Situasi banjir yang melanda Kabupaten Bekasi menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data terkini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi per Kamis (6/3/2025), jumlah kecamatan yang terdampak banjir telah menyusut signifikan. Dari semula 16 kecamatan, kini hanya tujuh kecamatan yang masih terendam, yaitu Karang Bahagia, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Taruma Jaya, Babelan, Sukawangi, dan Tambun Utara. Penurunan ini juga berdampak pada jumlah warga yang terdampak, yang kini tercatat sekitar 31.331 jiwa dari 10.120 keluarga, menurun drastis dari angka sebelumnya yang mencapai 61.648 jiwa. Ketinggian air pun dilaporkan bervariasi, berkisar antara 10 hingga 60 sentimeter, menurut keterangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis.

Kondisi ini menandai perbaikan aksesibilitas di beberapa wilayah. Salah satu contohnya adalah Jalan Kampung Gabus di Desa Srimukti, Kecamatan Tambun Utara, yang telah kembali dapat dilalui kendaraan setelah terputus selama beberapa hari akibat banjir. Jalan vital yang menghubungkan Kecamatan Sukawangi dan Tambun Utara menuju Kota Bekasi ini dilaporkan kembali normal sejak pukul 04.30 WIB, Kamis, seperti disampaikan oleh warga setempat, Sirot (47). Perbaikan aksesibilitas ini diharapkan dapat memperlancar distribusi bantuan dan mobilitas warga terdampak.

Meskipun demikian, dampak kesehatan dari banjir masih menjadi perhatian serius. Laporan dari pengungsian di Masjid Jani Ummu Faishal, Desa Srimukti, menyebutkan munculnya sejumlah kasus penyakit, seperti demam dan gatal-gatal, di antara sekitar 300 pengungsi dari Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) 2, Desa Setia Mekar. Menurut keterangan salah satu warga, Nait, masalah kesehatan ini dikaitkan dengan pencemaran air banjir akibat pupuk dari sawah di sekitar lokasi. Namun, BPBD memastikan bahwa para pengungsi telah mendapatkan perawatan medis dari petugas puskesmas setempat.

Di tengah upaya pemulihan pascabanjir, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyoroti masalah pengelolaan tata ruang sebagai salah satu akar penyebab banjir yang parah. Beliau menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap alih fungsi lahan yang tak terkendali, khususnya perubahan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan atau ruko. Hal ini disampaikan saat beliau meninjau lokasi banjir di Kampung Ranca Iga, Desa Cipayung, Cikarang Timur, pada Rabu (5/3/2025). Dalam kunjungan tersebut, Bupati Ade juga menemukan sejumlah rumah warga yang tidak layak huni dan memerintahkan camat setempat untuk segera mendata rumah-rumah tersebut untuk dimasukkan dalam program perbaikan rumah tidak layak huni dalam 100 hari kerja ke depan. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk memanfaatkan situasi darurat ini guna memperbaiki kesejahteraan warga jangka panjang.

Kesimpulan:

Surutnya banjir di Kabupaten Bekasi menandai babak baru dalam upaya pemulihan. Meskipun sebagian besar wilayah telah kembali normal, tantangan masih tetap ada, terutama dalam mengatasi dampak kesehatan dan menganalisis akar masalah bencana ini untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah, termasuk pendataan rumah tidak layak huni dan peninjauan ulang tata ruang, merupakan langkah penting dalam proses pemulihan dan pencegahan bencana di masa depan.