Kontroversi Mengiringi Perjalanan Suborbital Katy Perry: Antara Girl Power dan Tuduhan Rekayasa

Perjalanan suborbital seorang selebritas ke antariksa baru-baru ini memicu perdebatan sengit di dunia maya. Di satu sisi, banyak yang mengagumi aksi yang dianggap sebagai representasi kekuatan perempuan (girl power). Namun, di sisi lain, gelombang teori konspirasi dan tuduhan rekayasa muncul, mewarnai momen yang seharusnya menjadi perayaan pencapaian. Insiden ini menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena aspek selebritasnya, tetapi juga karena implikasi yang lebih luas tentang skeptisisme publik terhadap eksplorasi luar angkasa.

Kontroversi bermula setelah video pendaratan kapsul New Shepard, yang membawa serta Katy Perry, dirilis. Para pengguna internet yang skeptis dengan cepat menyoroti beberapa detail yang dianggap mencurigakan. Salah satunya adalah momen ketika pintu kapsul dibuka dari dalam, lalu ditutup kembali, sebelum akhirnya dibuka oleh Jeff Bezos dari luar. Adegan ini langsung memicu berbagai spekulasi liar. Beberapa netizen menyebutnya sebagai "puncak kepalsuan," sementara yang lain bahkan menuduh bahwa seluruh kejadian itu direkam di studio.

Namun, klaim-klaim tersebut segera dibantah dengan penjelasan logis. Pintu kapsul dirancang untuk dapat dibuka dari dalam dan luar sebagai standar keselamatan, terutama setelah tragedi Apollo 1 yang menimpa NASA. Selain itu, perjalanan Katy Perry hanya mencapai ketinggian 107 kilometer, sedikit di atas Garis Karman yang merupakan batas resmi antara atmosfer Bumi dan luar angkasa. Ketinggian ini tidak cukup tinggi untuk menyebabkan kapsul terbakar akibat gesekan atmosfer, seperti yang sering digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah.

Rumor lain yang beredar adalah foto yang menunjukkan tangan sintetis keluar dari kapsul. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, foto tersebut ternyata merupakan rekaman uji coba kapsul dari tahun 2017, yang menggunakan manekin bernama Mannequin Skywalker. Fakta ini membuktikan bahwa banyak dari teori konspirasi yang beredar didasarkan pada informasi yang salah dan tidak akurat.

Di tengah perjalanan suborbitalnya, Katy Perry sempat menyanyikan lagu "What A Wonderful World" dan mengumumkan setlist tur barunya yang bertajuk "Lifetimes". Setibanya kembali di Bumi, dia bahkan mencium tanah dan mengangkat bunga aster ke langit. Momen-momen ini langsung menjadi viral dan memicu berbagai meme di media sosial.

Kendati banyak yang terkesan dengan perjalanan Katy Perry, tidak semua selebritas memberikan dukungan positif. Olivia Munn menyindir Katy Perry dengan sebutan "rakus", Emily Ratajkowski mengaku "muak", dan Lily Allen mengeluhkan bahwa penerbangan itu "tidak masuk akal". Bahkan, akun Twitter Wendy's sempat menulis, "Bisakah kita mengirim Katy Perry kembali ke luar angkasa?" dan Kesha memberikan like pada tweet tersebut dengan senyum penuh makna.

Gayle King dengan cepat membela misi tersebut, dengan mengatakan, "Jangan sebut ini sekadar 'perjalanan'. Jika yang naik laki-laki, semua orang bertepuk tangan. Tetapi giliran perempuan, langsung dihujat." Pernyataan ini menyoroti adanya bias gender dalam cara masyarakat memandang pencapaian perempuan di bidang sains dan teknologi.