Perburuan Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain: Antusiasme Tinggi, Tantangan Sistem, dan Harapan Pengurangan Percaloan
Perburuan Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain: Antusiasme Tinggi, Tantangan Sistem, dan Harapan Pengurangan Percaloan
Pertandingan antara Tim Nasional Indonesia dan Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada 25 Maret 2025 mendatang menyisakan cerita menarik di luar lapangan hijau. Penjualan tiket pertandingan yang dilakukan pada 4 Maret 2025 lalu, mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa, menciptakan fenomena 'perang' tiket di kalangan suporter. Dalam kurun waktu kurang dari 10 jam, seluruh tiket terjual habis. Kejadian ini menunjukan antusiasme tinggi suporter Indonesia untuk mendukung langsung tim kesayangannya.
Proses pembelian tiket sendiri, yang dilakukan melalui platform digital dengan sistem Garuda ID, menunjukkan sisi lain dari persiapan menghadapi laga internasional. Adriana Kartika, salah satu suporter yang berhasil mendapatkan tiket, membagikan pengalaman dan strategi yang ia terapkan. Ia menekankan pentingnya persiapan matang, termasuk menyiapkan data-data yang dibutuhkan untuk mempercepat proses transaksi. Tika, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa penggunaan metode copy-paste sangat membantu dalam efisiensi waktu. Ia juga menuturkan bahwa proses pembelian tiket kali ini lebih mudah dibandingkan penjualan tiket pertandingan melawan Jepang dan Arab Saudi pada November 2024 lalu, meskipun sosialisasi sistem Garuda ID dianggap masih kurang informatif bagi sebagian suporter.
Namun, sistem penjualan tiket ini juga menuai kritik. Elizabeth Karina, seorang suporter lainnya, mengeluhkan kebijakan satu Garuda ID untuk satu tiket. Hal ini mengakibatkan kegagalannya dalam membeli tiket meskipun telah berhasil melewati proses transaksi hingga tahap pembayaran. Sementara itu, Muhammad Zunaisar, mengungkapkan kegagalannya mendapatkan tiket karena kendala jaringan internet dan keterlambatan akses. Ia juga menyoroti kenaikan harga tiket dibandingkan penjualan tiket pertandingan sebelumnya pada bulan November, yang menyebabkan kesulitan bagi sebagian suporter untuk menonton bersama keluarga.
Di tengah euforia dan kendala yang muncul, upaya PSSI dalam memberlakukan sistem penjualan tiket online dengan tujuan menekan praktik percaloan mendapatkan apresiasi. Adriana Kartika, misalnya, menyatakan kepuasannya dengan sistem ini, meski ia mengakui bahwa percaloan masih tetap terjadi. Ia juga memuji fasilitas yang ada di GBK, seperti kebersihan toilet, meski harus mengantri. Bagi Adriana, keamanan dan kenyamanan menjadi hal yang sangat penting dalam menonton pertandingan.
Kesimpulannya, perburuan tiket pertandingan Timnas Indonesia vs Bahrain memperlihatkan antusiasme tinggi suporter, namun juga mengungkap beberapa tantangan dalam sistem penjualan tiket online. Peningkatan sosialisasi dan penyempurnaan sistem diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bagi semua suporter dan menciptakan pengalaman menonton yang lebih baik ke depannya. Pentingnya mempertimbangkan aspek harga tiket dan memastikan akses yang adil untuk semua juga harus menjadi perhatian utama bagi penyelenggara di masa mendatang.