Gibran Rakabuming Raka Berupaya Tingkatkan Sorotan Publik Melalui Isu Bonus Demografi

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tengah berupaya meningkatkan sorotan publik terhadap dirinya melalui monolog mengenai bonus demografi. Menurut Adi, dalam beberapa bulan terakhir, eksposur Gibran di mata publik cenderung menurun. Meskipun sempat meluncurkan program Lapor Mas Wapres dan melakukan kunjungan ke berbagai daerah, dampaknya dinilai tidak berkelanjutan.

"Setelah itu, selama berbulan-bulan, publik tidak melihat Gibran sebagai seorang Wakil Presiden yang menonjol," ujar Adi.

Adi Prayitno menjelaskan bahwa data yang disampaikan Gibran terkait bonus demografi, seperti perkiraan puncak pada tahun 2030 hingga 2040, secara normatif tidak terbantahkan. Secara alami, generasi muda saat ini akan memegang tampuk kepemimpinan di masa depan, terlepas dari apakah isu ini diangkat ke publik atau tidak.

"Bagi saya, ini adalah upaya untuk menciptakan momentum politik, di mana wakil presiden mampu membangun diskursus," kata Adi.

Namun, perbincangan mengenai bonus demografi menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan. Adi menilai bahwa pemerintah belum menunjukkan keseriusan yang menyeluruh dalam hal ini.

Ia menyoroti bahwa banyak anak muda saat ini menghadapi kendala dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau perguruan tinggi, terutama karena masalah biaya pendidikan yang tinggi. Adi juga menyinggung isu kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri yang terjadi belakangan ini.

"Banyak anak muda usia 18 hingga 35 tahun yang kesulitan mencari pekerjaan dan menyelesaikan pendidikan SMA atau S1," ungkap Adi.

Berkaca pada kondisi ini, Adi berpendapat bahwa isu bonus demografi telah lama menjadi komoditas yang dieksploitasi oleh elite politik. Isu demografi dan pemuda seringkali menjadi pemanis dalam berbagai pembicaraan, dengan narasi bahwa generasi muda adalah generasi emas yang perlu dipersiapkan untuk masa depan.

"Bonus demografi sudah sejak lama menjadi dagangan politik elite," tegas Adi.

Sebelumnya, melalui video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Gibran menyatakan bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada periode 2030-2045. Pada periode tersebut, diperkirakan terdapat 208 juta penduduk Indonesia yang berada dalam usia produktif.

Menurut Gibran, momentum ini merupakan kesempatan bersejarah yang hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah bangsa. "Kesempatan ini tidak akan terulang di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," kata Gibran.

Berikut adalah poin-poin yang disampaikan oleh Gibran dalam video tersebut:

  • Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2045.
  • Terdapat 208 juta penduduk usia produktif.
  • Momentum ini sangat bersejarah dan tidak akan terulang kembali.