Gara-gara melontarkan candaan tentang bom, seorang penumpang wanita berinisial FA dikeluarkan dari pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6272 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) tujuan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (MDC) pada Selasa (15/4/2025). Tidak hanya itu, FA juga dikenakan sanksi internal berupa daftar hitam (blacklist) oleh pihak maskapai.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangan resminya pada Sabtu (19/4), menegaskan bahwa gurauan terkait bom dianggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan penerbangan. Tindakan tegas ini diambil sebagai bentuk komitmen maskapai terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan, serta untuk memberikan efek jera bagi penumpang lainnya.

Kronologi kejadian bermula ketika FA, yang duduk di kursi 11E, menyampaikan pernyataan kepada awak kabin (pramugari) bahwa dirinya membawa bom. Pernyataan ini dilontarkan saat pesawat masih dalam persiapan keberangkatan. Awak kabin yang bertugas segera melaporkan kejadian tersebut kepada kapten pilot dan petugas keamanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Batik Air. FA kemudian diturunkan dari pesawat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Danang Mandala Prihantoro menambahkan, sanksi blacklist diberikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Hal ini juga untuk melindungi seluruh pelanggan dan awak pesawat, serta mendukung ketertiban dan integritas operasional sesuai standar yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan nasional dan internasional.

Batik Air secara konsisten mengimbau seluruh pelanggan untuk tidak menyampaikan informasi palsu atau bergurau soal bom. Tindakan ini dapat memicu gangguan operasional, keresahan di dalam kabin, dan konsekuensi hukum serius sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

Adapun tujuan dari tindakan tegas ini adalah:

• Memberikan efek jera, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
• Menegakkan komitmen Batik Air terhadap keselamatan dan keamanan penerbangan, yang tidak dapat dikompromikan dalam bentuk apa pun.
• Melindungi seluruh pelanggan dan awak pesawat, dengan memastikan hanya individu yang bertanggung jawab dan patuh terhadap aturan yang dapat menggunakan layanan penerbangan.
• Mendukung ketertiban dan integritas operasional, sesuai standar yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan nasional dan internasional.