Misteri Gua di Cisolok: Jejak Pengusaha Hiburan Malam dan Kisah Spiritual yang Kontroversial

Kawasan wisata Geyser Cisolok, Sukabumi, menyimpan sebuah gua yang memicu perdebatan. Di balik keindahan alamnya, tersembunyi kisah spiritualitas dan jejak seorang pengusaha hiburan malam yang pernah berjaya.

Gua yang kini menjadi perbincangan, menyimpan cerita tentang Ahmad Fardianto, atau akrab disapa Kimli, seorang pria keturunan Tionghoa asal Bogor. Tiga dekade silam, Kimli diyakini sebagai penemu gua tersebut. Hendra, seorang warga setempat yang pernah menjadi petugas kebersihan di sekitar gua selama hampir 30 tahun, menuturkan bahwa Kimli menemukan gua itu setelah mendapat petunjuk dari seorang tokoh spiritual.

Sejak penemuan itu, Kimli rutin mengunjungi gua tersebut. Ia membangun sejumlah fasilitas sederhana di sekitarnya, seperti bale-bale dan vila. Menurut Hendra, Kimli mendapatkan petunjuk untuk mengembangkan usahanya. Meskipun Kimli tidak banyak berbicara tentang hal-hal spiritual, ia dikenal sebagai mantan pemilik sebuah diskotek terkenal di Jakarta.

"Dulu dia cerita pernah punya diskotek besar dan ternama. Sekarang (diskotek) itu sudah bubar," ujar Hendra. Kimli, yang memiliki dua anak, kadang-kadang bermalam di dalam gua, ditemani oleh seorang kuncen.

Namun, seiring bertambahnya usia, Kimli tidak lagi sering mengunjungi gua tersebut. Setelah Hendra tidak lagi mengurus perawatan kawasan gua, lokasi itu menjadi terbengkalai dan ditumbuhi semak belukar.

Belum lama ini, gua tersebut menjadi viral di media sosial setelah seorang konten kreator menyebutnya sebagai petilasan atau makam Sayidina Ali. Konten kreator itu juga mengklaim bahwa gua tersebut merupakan tempat berkumpulnya para wali, termasuk Wali Songo, Raden Suryakancana, Prabu Siliwangi, Patih Gajah Mada, dan tokoh spiritual lainnya.

Klaim tersebut segera dibantah oleh tokoh masyarakat setempat. Yusuf menegaskan bahwa narasi-narasi spiritual yang beredar di media sosial adalah menyesatkan dan perlu diluruskan. Menurutnya, gua tersebut hanyalah gua biasa yang berada di atas tanah milik Perhutani. Ia juga membantah klaim bahwa gua itu ditemukan oleh Kimli, karena warga setempat sudah mengetahui keberadaan gua itu jauh sebelum Kimli datang.

"Kalau ditemukan oleh saudara Kimli itu tidak betul. Karena sebelum Kimli hadir ke sini, kami sudah di sini duluan, sudah tahu tempat itu," kata Yusuf.