Banjir Bekasi Lumpuhkan SMAN 21, Ujian Akhir Terancam Ditunda

Banjir Bekasi Lumpuhkan SMAN 21, Ujian Akhir Terancam Ditunda

Banjir yang menerjang Pondok Gede Permai (PGP), Kota Bekasi, Selasa (4/3/2025) dini hari, mengakibatkan kerusakan signifikan di SMAN 21 Bekasi dan menimbulkan kekhawatiran serius terhadap pelaksanaan ujian akhir sekolah (UAS) kelas 12 yang dijadwalkan pada Senin (10/3/2025). Ruang kelas terendam, perlengkapan sekolah rusak, dan puluhan siswa terdampak langsung bencana tersebut. Kondisi ini memaksa pihak sekolah untuk mempertimbangkan penundaan pelaksanaan ujian.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 21 Bekasi, Rina Sulastri, mengungkapkan kebingungannya terkait pelaksanaan UAS. Meskipun Wakil Presiden telah menyatakan agar ujian tetap berjalan, Rina menilai kondisi sekolah yang porak-poranda dan dampak psikologis yang dialami siswa menjadi pertimbangan utama. "Dengan keadaan seperti ini, kita bingung. Mas Wapres bilang ujiannya tetap dijalankan, tapi setelah diskusi dengan pengawas, kami mempertimbangkan untuk mengundur jadwal ujian," ungkap Rina pada Jumat (7/3/2025). Lebih dari 100 siswa SMAN 21 Bekasi menjadi korban banjir, beberapa bahkan kehilangan tempat tinggal. Kondisi tersebut membuat Rina meragukan kelancaran ujian, meskipun sekolah mencari gedung alternatif. Ia menambahkan, "Guru-guru kami juga banyak yang terdampak. Kami tidak bisa fokus. Dengan keadaan seperti ini, guru tidak bisa fokus untuk mengadakan ujian."

Meskipun Dinas Pendidikan Kota Bekasi secara lisan telah memberikan izin penundaan, belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut. Kendati demikian, pihak sekolah tetap melakukan persiapan ujian sambil menunggu keputusan final. "Ya betul, saya sendiri tetap mempersiapkan. Nanti dinas mau keputusannya gimana, tetap saya akan ikut ya," tambah Rina. Kondisi sekolah pasca banjir memang memprihatinkan. Barang-barang sekolah, dari meja dan kursi hingga peralatan elektronik dan buku pelajaran, rusak dan dijemur di lapangan. Aktivitas belajar terhenti, digantikan oleh kegiatan pembersihan sekolah yang melibatkan guru dan siswa. Lapangan basket dan halaman sekolah yang semula berwarna cerah kini dipenuhi lumpur kecokelatan.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sempat mengunjungi lokasi dan menjanjikan bantuan gedung untuk ujian, namun Rina tetap berharap agar penundaan ujian dipertimbangkan untuk mengutamakan kesejahteraan psikologis para siswa. "Beliau menjanjikan akan dibantu, diusahakan nanti untuk semua kebutuhan. Beliau mengatakan, harus tetap dijalankan untuk ujian. Tapi kalau bisa diundur saja, karena susah ya," pungkas Rina.

Penyebab banjir yang merendam SMAN 21 Bekasi juga menarik perhatian. Warga setempat, Ilham (35), menjelaskan bahwa banjir kali ini berbeda dari biasanya. Aliran air yang sebelumnya diperkirakan akan melewati jalur lain, justru menerjang sekolah karena jebolnya tanggul di belakang sekolah. Motor-motor warga yang diparkir di sekitar sekolah turut menjadi korban, beberapa diantaranya mengalami kerusakan. Amir (63), warga lain, menambahkan bahwa meluapnya Sungai Cikeas dan Cileungsi secara bersamaan menjadi faktor utama terjadinya banjir yang lebih dahsyat dari biasanya.

Saat ini, pihak sekolah terus berupaya memulihkan kondisi sekolah dan menunggu keputusan resmi dari Dinas Pendidikan terkait pelaksanaan UAS. Keputusan tersebut akan sangat menentukan masa depan akademik ratusan siswa kelas 12 SMAN 21 Bekasi yang telah terdampak bencana banjir.