Kemenag Intensifkan Persiapan Petugas Haji 2025 Melalui Simulasi Pelayanan di Tanah Suci
Kementerian Agama (Kemenag) terus mematangkan persiapan petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun 2025 melalui serangkaian simulasi intensif. Langkah ini diambil untuk memastikan kesiapan optimal dalam menyambut dan melayani jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Simulasi yang menjadi bagian dari Bimbingan Teknis (Bimtek) PPIH, dilaksanakan di Asrama Haji Jakarta, Pondok Gede. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran nyata kepada para calon petugas mengenai berbagai aspek pelayanan, mulai dari kedatangan jemaah di bandara hingga pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah untuk tahun 2025, dengan 203.320 jemaah reguler yang akan dilayani oleh Kemenag. Untuk mendukung pelayanan tersebut, Kemenag menyiapkan sekitar 2.210 petugas yang akan ditempatkan di berbagai bidang, termasuk akomodasi, bimbingan ibadah, konsumsi, transportasi, dan media center haji. Bimtek bagi calon petugas haji ini telah berlangsung sejak 14 April dan berakhir pada 20 April.
Fokus utama simulasi adalah pengelolaan perjalanan jemaah saat puncak haji di Armuzna. Kemenag telah menyiapkan tiga skema utama untuk mengurai kepadatan, yaitu:
- Safari Wukuf: Skema ini diperuntukkan bagi jemaah yang sakit, lansia, dan berisiko tinggi. Mereka akan dibawa ke Arafah untuk wukuf singkat di atas kendaraan sebelum kembali ke hotel transit.
- Murur: Skema ini melibatkan perlintasan singkat di Muzdalifah menggunakan bus setelah wukuf di Arafah, langsung menuju Mina. Targetnya, 25% jemaah haji akan mengikuti skema murur tahun ini.
- Tanazul: Skema baru ini akan melibatkan sekitar 37.000 jemaah yang akan diinapkan di hotel dekat Jamarat selama hari Tasyrik. Mereka akan dibawa ke Jamarat untuk melempar jumrah sesuai jadwal.
Kolonel Harun Alrasyid, fasilitator Bimtek PPIH, menjelaskan bahwa petugas dan jemaah yang mabit di Mina akan melempar jumrah dari lantai 3, melalui terowongan dan jalan menanjak. Pada 10 Zulhijah, jemaah akan melempar jumrah Aqobah, diikuti dengan jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah pada 11, 12, dan 13 Zulhijah. Petugas haji akan ditempatkan di area melempar jumrah untuk membantu jemaah.
Simulasi juga mencakup situasi di tiga daerah kerja (Daker), yaitu Bandara, Makkah, dan Madinah. Di Daker Bandara, simulasi berfokus pada penyambutan jemaah di Bandara Madinah dan Jeddah hingga proses naik bus menuju hotel. Di Madinah dan Makkah, simulasi meliputi penyambutan jemaah saat tiba dengan bus, masuk ke hotel, makan, beribadah, dan persiapan menuju Armuzna. Jemaah gelombang pertama di Madinah akan melakukan salat di Masjid Nabawi dan ziarah makam Rasulullah sebelum menuju Makkah. Sementara itu, jemaah gelombang kedua di Makkah akan langsung menjalani umrah wajib di Masjidil Haram sebelum beraktivitas di Makkah sambil menunggu puncak haji.
Kemenag berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah, dengan fokus pada jemaah lansia dan disabilitas. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, menegaskan bahwa haji ramah lansia dan disabilitas bukan hanya sekadar tagline, melainkan semangat pelayanan yang terus didorong.