Papua Genjot Konektivitas Digital: 250 Titik Internet Satelit Jangkau Daerah Terpencil pada Agustus 2025

Pemerintah Provinsi Papua mengambil langkah signifikan dalam memeratakan akses internet di wilayahnya. Sebanyak 250 titik akses internet berbasis satelit atau Very Small Aperture Terminal (VSAT) akan didirikan di tujuh kabupaten terpencil, sebagai upaya mengatasi kesenjangan digital yang masih menjadi tantangan di wilayah tersebut. Program ini diprioritaskan untuk mendukung sektor pendidikan dan kesehatan dengan menyasar sekolah-sekolah, puskesmas, serta kampung-kampung yang belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi konvensional.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Papua, Jeri Agus Yudianto, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mempercepat digitalisasi di seluruh pelosok Papua. Ia menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur digital tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada pihak swasta, terutama di daerah-daerah yang secara komersial kurang menguntungkan. Oleh karena itu, pemerintah hadir untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat Papua memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan layanan digital.

Pada tahun 2024, Pemprov Papua telah membangun 50 titik VSAT sebagai proyek percontohan. Melihat keberhasilan tersebut, program ini diperluas secara signifikan pada tahun ini dengan target 250 titik yang tersebar di tujuh kabupaten, meliputi:

  • Waropen: 44 titik
  • Biak Numfor: 44 titik
  • Supiori: 44 titik
  • Kepulauan Yapen: 34 titik
  • Sarmi: 34 titik
  • Kabupaten Jayapura: 26 titik
  • Mamberamo Raya: 24 titik

Kota Jayapura tidak termasuk dalam program ini karena sudah memiliki infrastruktur jaringan internet kabel yang memadai. Pengadaan seluruh perangkat VSAT dilakukan melalui sistem e-katalog untuk memastikan transparansi dan efisiensi anggaran. Pemerintah menargetkan seluruh titik akses internet satelit ini dapat beroperasi penuh pada Agustus 2025.

Untuk mengatasi masalah ketersediaan listrik di daerah terpencil, setiap titik VSAT akan dilengkapi dengan panel surya portabel. Dengan demikian, akses internet tetap dapat dinikmati oleh masyarakat meskipun tidak ada pasokan listrik dari PLN. Jeri menambahkan bahwa fasilitas ini dirancang untuk kepentingan publik, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan akses internet tersebut di luar jam sekolah atau jam kerja puskesmas.

Diharapkan, inisiatif ini akan mempercepat transformasi digital di Papua, membuka peluang baru bagi masyarakat, serta meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah terpencil.