Aktivitas Sesar Sianok Picu Gempa Bumi Guncang Padang Panjang

Guncangan gempa bumi mengejutkan warga Padang Panjang, Sumatera Barat, pada Sabtu, 19 April 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi aktivitas Sesar Sianok sebagai penyebab utama dari peristiwa ini.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menjelaskan bahwa gempa tersebut tergolong gempa dangkal yang diakibatkan oleh pergerakan tektonik pada Sesar Sianok. Guncangan dengan magnitudo 4,6 ini dirasakan cukup kuat oleh masyarakat, mendorong mereka untuk keluar rumah mencari tempat aman.

Getaran gempa tidak hanya dirasakan di Padang Panjang, tetapi juga meluas ke wilayah sekitarnya, termasuk Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, hingga Kota Batusangkar. BMKG memastikan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Data yang dihimpun BMKG menunjukkan bahwa gempa terjadi pada pukul 20.47 WIB dengan koordinat 0.44 Lintang Selatan (LS), 100.45 Bujur Timur (BT), yang berlokasi sekitar enam kilometer timur laut Kota Padang Panjang. Hingga pukul 21.09 WIB, BMKG tidak mencatat adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Suaidi Ahadi sebelumnya telah menekankan pentingnya kesadaran masyarakat Sumatera Barat terhadap potensi ancaman gempa bumi, mengingat wilayah ini berada pada zona tektonik aktif yang kompleks. Zona ini meliputi zona Subduksi, Megathrust, dan zona Patahan Sumatera.

Sumatera Barat juga dilintasi oleh lima segmen patahan aktif, yaitu Barumun, Angkola, Sianok, Sumani, dan Suliti, yang berpotensi menghasilkan gempa dengan magnitudo antara 6 hingga 7,4. Suaidi menegaskan bahwa pemahaman masyarakat mengenai potensi bencana ini sangat penting, dan pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan sosialisasi serta meningkatkan kapasitas kesiapan mitigasi masyarakat.