Gibran Rakabuming Raka Soroti Bonus Demografi Indonesia dan Potensi Generasi Muda

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya mengenai bonus demografi yang tengah dihadapi Indonesia. Dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube pribadinya, Gibran menekankan bahwa Indonesia berada pada momen krusial di tengah berbagai tantangan global, termasuk perang dagang, dinamika geopolitik, dan perubahan iklim.

Menurut Gibran, Indonesia sebagai negara besar harus terus berkembang, bertindak cepat, dan mudah beradaptasi. Ia meyakini bahwa peluang yang dimiliki Indonesia jauh lebih besar daripada tantangan yang ada. Gibran menyoroti bahwa pada periode 2030-2045, lebih dari separuh populasi Indonesia, sekitar 208 juta jiwa, akan berada pada usia produktif. Ia menyebut kondisi ini sebagai kesempatan emas yang tidak akan terulang dalam sejarah peradaban bangsa, sebuah peluang besar untuk mengelola bonus demografi demi masa depan Indonesia.

Putra sulung Presiden Joko Widodo ini mendorong generasi muda untuk mempersiapkan diri, memiliki cita-cita besar, dan berani melakukan terobosan. Ia juga mengingatkan pentingnya adaptasi dan menjadi pilar kemajuan, karena di era kompetisi saat ini, yang menentukan bukanlah kekuatan, melainkan kemampuan untuk belajar, beradaptasi, dan memanfaatkan peluang dengan cepat.

Gibran juga menyinggung keberhasilan film animasi "Jumbo" sebagai penanda era baru industri film animasi Indonesia. Ia menyebutkan bahwa film tersebut telah ditonton oleh lebih dari 4 juta orang di bioskop dan akan ditayangkan di 17 negara di Asia dan Eropa. Menurutnya, pencapaian ini membuktikan kemampuan anak muda Indonesia. Selain itu, ia juga menyoroti keberhasilan Timnas Indonesia U-17 lolos kualifikasi Piala Dunia sebagai contoh potensi generasi muda.

Lebih lanjut, Gibran menyatakan bahwa generasi muda yang akan mencapai puncak jumlahnya pada 2030-2045 bukan hanya sekadar bonus demografi, tetapi juga merupakan jawaban untuk masa depan Indonesia. Ia melihat banyak anak muda Indonesia yang sudah tampil di garis depan dan memberikan kontribusi positif.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai bahwa Gibran sedang berusaha menciptakan momentum dengan berbicara mengenai bonus demografi. Menurut Adi, sorotan publik terhadap Gibran dalam beberapa bulan terakhir kurang signifikan, meskipun ia telah meluncurkan program dan melakukan kunjungan ke berbagai daerah. Adi berpendapat bahwa penyampaian data mengenai bonus demografi adalah upaya untuk membangun diskursus politik.

Namun, Adi juga mempertanyakan kesiapan pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda untuk masa depan. Ia menilai bahwa pemerintah belum serius dan menyeluruh dalam hal ini. Banyak anak muda saat ini kesulitan untuk melanjutkan pendidikan karena masalah biaya. Adi menyoroti masalah uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri yang mengalami kenaikan. Ia juga menyebutkan bahwa banyak anak muda yang kesulitan mencari pekerjaan atau menyelesaikan pendidikan.

Adi melihat bahwa isu bonus demografi telah lama menjadi komoditas politik yang dieksploitasi oleh para elite. Isu ini sering digunakan sebagai pemanis dalam pembicaraan mengenai generasi emas yang harus dipersiapkan untuk masa depan. Adi menyimpulkan bahwa bonus demografi telah menjadi "dagangan politik" bagi para elite.