Kenangan Rama Sahetapy Akan Sosok Sang Ayah, Ray Sahetapy
Duka mendalam masih menyelimuti Rama Sahetapy, putra mendiang aktor senior Ray Sahetapy. Kepergian sang ayah pada 1 April 2025 meninggalkan ruang hampa yang kini dipenuhi kenangan. Dalam sebuah wawancara di Jakarta Selatan, Rama mengungkapkan betapa kehadiran Ray Sahetapy sangat membekas dalam hidupnya, meski keduanya tidak selalu bersama.
"Semakin terasa setelah beliau tidak ada. Apalagi, banyak sekali kenangan yang muncul dan membuat saya terharu jika mengingatnya sekarang," ujar Rama dengan nada pilu. Ia mengenang momen-momen berharga bersama sang ayah, mulai dari bermain bola pertama kali, menonton pertandingan sepak bola, hingga pengalaman pertama berenang dan menikmati keindahan pantai.
Meski tumbuh terpisah karena perceraian Ray Sahetapy dan Dewi Yull, Rama tetap merasakan kehangatan dan kasih sayang dari ayahnya. Kenangan-kenangan tersebut menjadi penguat di tengah kesedihan yang mendalam. Sebagai seorang suami dan ayah, Rama berusaha tegar di depan anak dan ibunya, Dewi Yull. Ia menyadari bahwa ia harus menjadi sosok yang kuat bagi keluarga.
"Kalau di depan anak dan ibu, saya harus tetap kuat. Anak sudah bisa bertanya 'Kenapa sedih?', jadi harus kuat. Tapi kalau sudah sendiri, di rumah atau di kamar, saya sering menangis," ungkap Rama.
Merdi, istri Rama, selalu berusaha memberikan dukungan dan kekuatan bagi suaminya. Ia memahami kesedihan yang dirasakan Rama dan memberikan waktu baginya untuk berduka. Merdi juga merasakan kehilangan sosok Ray Sahetapy sebagai ayah mertua yang baik dan penuh cerita.
Ray Sahetapy menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD pada usia 68 tahun. Aktor legendaris itu berpulang setelah berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh insan perfilman Indonesia.
- Kenangan masa kecil bersama ayah
- Dukungan keluarga dalam masa berduka
- Perjuangan melawan penyakit stroke