Dinas Sosial Makassar Menyelidiki Iklan Lowongan Kerja Manusia Silver yang Viral

Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Sosial (Dinsos) tengah melakukan investigasi terkait viralnya sebuah iklan lowongan kerja (loker) yang menawarkan posisi sebagai manusia silver. Iklan tersebut, yang beredar luas di media sosial, mencantumkan persyaratan minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepala Dinsos Makassar, Ita Isdiana Anwar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya menelusuri kebenaran informasi tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah menghubungi nomor kontak yang tertera dalam pamflet lowongan kerja itu. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil karena nomor yang bersangkutan tidak aktif. "Kami sudah telusuri, nomor teleponnya bukan WA dan sudah dihubungi tapi tidak aktif. Ini udah 3 hari kita coba," ujar Ita.

Selain mencoba menghubungi nomor telepon, Dinsos Makassar juga telah berupaya melakukan penyelidikan dengan menyamar sebagai calon pelamar. Namun, hingga saat ini, belum ada respons dari pihak yang memasang iklan lowongan kerja tersebut. Ita menambahkan, "Kan teman-teman (Dinsos Makasar) saya bilang, ayo semuanya pura-pura mendaftar dan sebagainya kan untuk cari tahu. Tapi kan tidak aktif," tuturnya.

Motif di balik penyebaran pamflet lowongan kerja manusia silver ini masih menjadi misteri. Dinsos Makassar menegaskan akan terus melakukan penelusuran untuk mengungkap fakta sebenarnya. Pihaknya berharap, dengan adanya penyelidikan ini, dapat diketahui apakah lowongan kerja tersebut benar adanya atau hanya merupakan tindakan penipuan.

Iklan lowongan kerja yang viral itu mencantumkan nama PT Silver Human sebagai perusahaan yang membuka lowongan. Selain persyaratan minimal ijazah SMP, iklan tersebut juga mencantumkan persyaratan lain, seperti usia maksimal 45 tahun dan kesediaan untuk ditempatkan di titik lampu merah sesuai domisili. Setiap titik lampu merah akan diisi oleh maksimal lima orang manusia silver.

Fenomena manusia silver sendiri bukanlah hal baru di Indonesia. Mereka kerap terlihat di jalanan, terutama di lampu merah, dengan tubuh yang dicat perak. Keberadaan mereka seringkali menjadi perhatian masyarakat dan menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari rasa iba hingga rasa terganggu.