Belajar dari Vietnam: Strategi Revitalisasi Industri Nasional Indonesia

Meneladani Vietnam: Resep Kebangkitan Industri Indonesia

Vietnam telah menjelma menjadi destinasi utama bagi perusahaan global yang merelokasi pabriknya dari China, terutama setelah perang dagang AS-China pada 2018 dan kenaikan biaya produksi di Tiongkok. Negara ini berhasil memposisikan diri sebagai mitra strategis dalam rantai pasok global, khususnya untuk produk elektronik, pakaian, dan komponen otomotif. Kesuksesan ini bukan terjadi secara instan, melainkan hasil dari strategi komprehensif yang diterapkan secara konsisten oleh pemerintah Vietnam selama dua dekade terakhir.

Salah satu kunci keberhasilan Vietnam adalah menjaga stabilitas kebijakan industri, yang berjalan lintas rezim politik. Sejak reformasi ekonomi Doi Moi pada akhir 1980-an, pemerintah Vietnam tetap konsisten pada arah pembangunan industri yang pro-investasi dan berorientasi ekspor, tanpa banyak distorsi politik. Pergantian kepemimpinan tidak mengubah arah kebijakan, melainkan memperkuatnya. Konsistensi ini tercermin dari target ekspor manufaktur yang terus ditingkatkan dalam setiap Rencana Lima Tahun Vietnam, serta minimnya kebijakan besar yang bertentangan dengan insentif investasi jangka panjang.

Efisiensi Birokrasi dan Infrastruktur yang Mendukung

Vietnam juga berhasil mengelola harmonisasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal perizinan dan pengembangan kawasan industri. Semua otorisasi strategis diproses melalui badan pusat, yakni Ministry of Planning and Investment (MPI), yang juga berfungsi sebagai pusat layanan one-stop service (OSS). Prosedur perizinan investasi untuk proyek tanpa persetujuan kebijakan biasanya diselesaikan dalam waktu 15 hari kerja sejak dokumen lengkap diterima.

Pemerintah Vietnam secara sistematis membangun infrastruktur industri dan logistik. Kawasan industri dikembangkan dengan skema kerja sama pemerintah-swasta, dilengkapi dengan infrastruktur listrik, air, broadband, dan jalan penghubung ke pelabuhan ekspor. Integrasi ini mampu menekan biaya logistik nasional Vietnam menjadi lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Peran Perjanjian Perdagangan Bebas dan Pengembangan SDM

Vietnam aktif terlibat dalam perjanjian perdagangan bebas skala besar, seperti CPTPP, EVFTA, dan RCEP. Keikutsertaan ini membuka akses pasar ke lebih dari 50 negara dan menciptakan kepercayaan bagi investor, karena produk yang dibuat di Vietnam memiliki akses bebas bea ke pasar Uni Eropa, Jepang, dan Kanada. Hasilnya, ekspor Vietnam didominasi produk berteknologi menengah-tinggi seperti komputer, komponen elektronik, dan peralatan komunikasi.

Selain itu, Vietnam membangun sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri. Pemerintah tidak hanya memperluas lembaga pendidikan teknis, tetapi juga mengintegrasikan sistem on-the-job training melalui skema pelatihan bersama antara pemerintah, perusahaan, dan institusi pendidikan. Lebih dari 80 persen lulusan pendidikan vokasi di Vietnam terserap di sektor industri dalam waktu enam bulan setelah lulus.

Strategi Indonesia: Membalikkan Arus Deindustrialisasi

Untuk mengatasi deindustrialisasi, Indonesia perlu mengambil langkah strategis yang bersifat jangka panjang, sistemik, dan terukur. Berikut adalah beberapa strategi yang perlu dijalankan secara simultan dan konsisten:

  • Kesinambungan Kebijakan Industri: Menjaga stabilitas dan konsistensi kebijakan industri lintas pemerintahan.
  • Regulasi yang Stabil dan Sederhana: Menyederhanakan perizinan dan mengatasi tumpang tindih regulasi antara pusat dan daerah.
  • Diplomasi Ekonomi yang Kuat: Mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan bebas strategis dan mengintegrasikan sektor manufaktur Indonesia ke dalam rantai pasok global.
  • Insentif Fiskal yang Efektif: Merancang insentif fiskal yang lebih otomatis, terukur, dan terintegrasi dengan kebutuhan pengembangan industri modern.
  • Modernisasi Kawasan Industri: Mengembangkan kawasan industri sebagai pusat layanan terpadu dan simpul logistik.
  • Peningkatan Kualitas SDM: Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sektor industri melalui reformasi pendidikan vokasi berbasis kebutuhan pasar.

Indonesia memiliki peluang besar untuk membalikkan arah deindustrialisasi. Namun, hal ini hanya mungkin jika Indonesia berani meniru kedisiplinan dan keteguhan strategi seperti yang telah dilakukan Vietnam. Industrialisasi adalah upaya jangka panjang yang membutuhkan keberanian politik, konsistensi kebijakan, dan keberpihakan nyata terhadap sektor produktif.