Sendratari 'Habis Gelap Terbitlah Terang' Pukau Penonton dengan Harmoni Gerak dan Ekspresi

Pergelaran sendratari "Habis Gelap Terbitlah Terang" sukses memukau penonton di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada Minggu (20/4). Pertunjukan yang digagas dan diproduseri oleh Ratih Soe Kosasih ini, berkolaborasi dengan koreografer ternama Denny Malik dan GPH Paundrakarna JS, menghadirkan interpretasi artistik dari semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini, tokoh emansipasi wanita yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Antusiasme publik terhadap pertunjukan ini sangat tinggi, terbukti dengan tiket yang ludes terjual jauh sebelum hari pelaksanaan. Sendratari ini menawarkan pengalaman unik melalui minimnya dialog, dengan fokus utama pada kekuatan koreografi untuk menyampaikan pesan dan emosi. Denny Malik, selaku sutradara dan koreografer, menjelaskan bahwa pertunjukan ini mengandalkan gerakan tubuh untuk merepresentasikan berbagai nuansa, mulai dari kesedihan dan kemarahan hingga keinginan dan hasrat.

  • Kolaborasi Apik Tiga Gaya Tari

    Pertunjukan berdurasi 1,5 jam ini menyuguhkan harmoni tiga gaya tari yang berbeda. Penonton disuguhi keindahan tari klasik Bedhayan yang diasuh oleh GPH Paundrakarna JS. Dilanjutkan dengan eksplorasi tari kontemporer dan modern kreasi Denny Malik, serta sentuhan sensual dari tango yang dikembangkan oleh Ratih Soe. Perpaduan ini menciptakan dinamika yang kaya dan memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan.

  • Interpretasi Melalui Gerak

    Denny Malik mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam sendratari ini adalah menyampaikan cerita dan emosi melalui gerakan. Dengan hanya 10-15 persen dialog, penonton dituntut untuk lebih peka terhadap ekspresi dan koreografi yang ditampilkan. Hal ini memerlukan konsentrasi dan interpretasi yang mendalam, sehingga penonton dapat sepenuhnya terhubung dengan pesan yang ingin disampaikan.

  • Penyempurnaan dari Tahun Sebelumnya

    Setelah sukses dengan pementasan serupa di Komunitas Salihara tahun sebelumnya, tim produksi memutuskan untuk menghadirkan kembali "Habis Gelap Terbitlah Terang" dengan konsep yang lebih matang. Penambahan tari klasik Bedhaya memberikan sentuhan tradisional yang kuat, sekaligus menjaga aura dan pakem yang ada. Denny Malik menekankan bahwa tugasnya adalah menggabungkan elemen klasik, kontemporer, dan western (tango) menjadi satu kesatuan yang harmonis.

  • Dukungan Tim Kreatif Berbakat

    Selain kolaborasi para koreografer dan penari, kesuksesan sendratari ini juga didukung oleh tim kreatif yang solid. Roedyanto bertindak sebagai direktur musik, Agung Bawantara sebagai penulis naskah, serta Denny Malik Contemporary Dancer, Adicipta Paundrakarna Production, dan Indonesian Tango Dancer turut memeriahkan panggung. Kolaborasi lintas budaya antara Indonesia dan Argentina semakin memperkaya pertunjukan ini.

Dengan memadukan berbagai elemen seni dan budaya, "Habis Gelap Terbitlah Terang" berhasil menghadirkan penghormatan yang mendalam kepada RA Kartini dan semangat emansipasinya. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan makna perjuangan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.