Rosacea: Lebih dari Sekadar Kulit Memerah, Pengaruhnya pada Kepercayaan Diri dan Kesehatan Mental

Rosacea, sebuah kondisi peradangan kulit yang memanifestasikan dirinya dengan kemerahan pada wajah, leher, dada, hidung, dan mata, seringkali disertai sensasi panas dan perih yang mengganggu. Kondisi ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi, mulai dari beberapa minggu hingga bertahun-tahun, dan jika diabaikan, dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Menurut Dr. Nani Kumala Dewi, seorang spesialis kulit, dampak rosacea tidak terbatas pada aspek fisik semata, melainkan juga merambah ke kesehatan mental penderitanya. Rosacea memiliki beberapa tipe, masing-masing dengan karakteristik dan dampak yang berbeda pada kulit:

  • Tipe 1: Ditandai dengan kemerahan pada kulit dan seringkali disertai dengan pembuluh darah yang terlihat.
  • Tipe 2: Selain kemerahan, tipe ini juga melibatkan pembengkakan, munculnya benjolan mirip jerawat, dan bahkan bruntusan bernanah.
  • Tipe 3: Tipe ini menyebabkan perubahan tekstur kulit, seperti penebalan dan permukaan yang tidak rata. Kondisi ini umumnya terjadi pada hidung, yang dikenal sebagai rhinophyma.
  • Tipe 4: Terjadi di area mata dan memerlukan penanganan khusus dari dokter spesialis mata.

Kualitas hidup penderita rosacea dapat terganggu oleh sensasi perih, panas, dan seperti ditusuk-tusuk yang terus-menerus dirasakan. Rasa panas ini dapat semakin diperburuk oleh iklim tropis di Indonesia, di mana suhu panas sepanjang tahun dapat memperparah kondisi kulit yang sudah meradang. Kondisi kulit yang tidak ideal juga dapat menurunkan rasa percaya diri penderita rosacea. Munculnya bruntusan dan tekstur kulit yang tidak rata dapat membuat seseorang merasa malu dan tidak nyaman dengan penampilannya. Akibatnya, banyak penderita rosacea yang memilih untuk mengurung diri di rumah untuk menghindari interaksi sosial.

Bagi mereka yang terpaksa keluar rumah, upaya untuk menutupi area yang terdampak rosacea dengan makeup seringkali menjadi pilihan. Namun, penggunaan makeup, terutama yang berlebihan seperti foundation tebal atau full makeup dengan blush on dan shimmer, justru dapat memperburuk peradangan pada kulit. Sebaiknya, hindari penggunaan makeup sama sekali atau gunakan produk yang ringan dan tidak menyebabkan iritasi.

Selain dampak fisik, rosacea juga dapat memicu stres dan depresi pada penderitanya. Perasaan tidak percaya diri dan kekhawatiran terhadap kondisi kulit dapat menyebabkan pikiran yang berlebihan dan gangguan emosional. Stres dan depresi pada gilirannya dapat memperparah rosacea, menciptakan lingkaran setan yang sulit untuk diputuskan. Oleh karena itu, penting untuk segera menangani rosacea sejak fase awal untuk mencegah dampak yang lebih serius pada kesehatan mental.

Langkah pertama dalam mengatasi rosacea adalah dengan mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu. Konsultasi dengan dokter spesialis kulit dapat membantu mengidentifikasi pemicu spesifik yang relevan bagi setiap individu. Pengobatan rosacea pada fase awal umumnya melibatkan penggunaan produk perawatan wajah yang mendasar, seperti moisturizer dan sabun cuci muka yang lembut. Penggunaan sunscreen jenis mineral juga sangat dianjurkan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Sebaiknya, pilih produk perawatan wajah yang bebas dari bahan-bahan iritan seperti SLS, parfum, alkohol, menthol, dan acid. Produk dengan kandungan anti-radang dapat membantu meredakan peradangan pada kulit. Hindari penggunaan skincare yang berlebihan, seperti toner beralkohol, dan cuci muka dengan lembut menggunakan air dingin atau suhu ruangan. Jika kondisi rosacea tidak membaik dengan perawatan mandiri, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.