Kusir Delman Resmi Bandung Bantah Keterlibatan dalam Kasus Tarif 'Getok': Soroti Keberadaan Delman Liar

Bandung, destinasi wisata populer, tercoreng oleh insiden dugaan pemerasan tarif delman yang menimpa wisatawan asal Tangerang. Kabar viral mengenai tarif fantastis hingga Rp 600 ribu memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk para kusir delman resmi yang beroperasi di kawasan Cilaki.

Di tengah hiruk pikuk aktivitas wisata di Cilaki, antusiasme masyarakat terhadap delman dan kuda tunggang terpantau tetap tinggi. Encek, seorang kusir delman yang telah lama beroperasi di kawasan tersebut, menegaskan bahwa insiden viral tersebut tidak berdampak signifikan pada jumlah penumpangnya. Ia menduga kuat bahwa pelaku praktik 'getok' tarif adalah oknum kusir delman liar yang tidak terikat dengan aturan dan pengawasan yang berlaku.

"Tidak ada dampaknya," ujar Encek. "Saya juga tidak tahu kejadiannya seperti apa. Semuanya berjalan seperti biasa."

Encek menjelaskan bahwa delman yang beroperasi di kawasan Cilaki memiliki izin resmi dari RT, RW, dan kelurahan setempat. Tarif yang dikenakan pun telah ditetapkan, yaitu Rp 50 ribu untuk rute mengelilingi Gedung Sate atau menuju Taman Ciliwung, dengan kapasitas 3-5 orang. Keberadaan izin resmi ini menjadi jaminan bagi wisatawan bahwa mereka menggunakan layanan yang terpercaya dan terhindar dari praktik-praktik merugikan.

"Di sini resmi, ada pengelolanya, izin dari RT RW, Kelurahan juga. Kalau tidak ada izin, bagaimana bisa beroperasi? Saya sudah menarik delman di kawasan Gedung Sate sejak tahun 2005," tegasnya.

Jumlah delman resmi di kawasan Cilaki terbilang terbatas. Menurut Encek, hanya terdapat empat delman dan sekitar 20 kuda tunggang yang beroperasi. Beberapa di antaranya berasal dari Dago dan Lembang.

Soal penghasilan, Encek mengaku bahwa menjadi kusir delman cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. "Penghasilan tidak menentu, kadang bisa dapat lima ratus ribu atau lebih. Alhamdulillah," ungkapnya.

Encek kembali menegaskan bahwa insiden 'getok' tarif kemungkinan besar dilakukan oleh delman liar yang kerap muncul saat musim liburan panjang. Ia mengimbau wisatawan untuk lebih berhati-hati dan memastikan bahwa delman yang mereka gunakan memiliki izin resmi.

Rusty, seorang wisatawan asal Cimahi yang baru saja mengajak anaknya menunggang kuda, menyarankan agar wisatawan lebih tegas dalam membuat kesepakatan harga dengan kusir delman. Ia juga mendukung upaya memviralkan kasus 'getok' tarif agar wisatawan lain lebih waspada.

"Penumpangnya juga harus tegas, jangan mau memberikan uang tambahan jika keluar dari kesepakatan awal," kata Rusty.

"Saya sepakat jika kejadian ini diviralkan agar semua wisatawan yang datang ke Bandung bisa lebih waspada. Selain menjadi perhatian wisatawan, hal ini juga menjadi perhatian pemerintah agar ikut mengawasi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali," pungkasnya.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan wisatawan saat menggunakan jasa delman di Bandung:

  • Pastikan delman memiliki izin resmi dari RT, RW, dan kelurahan setempat.
  • Tanyakan tarif yang berlaku sebelum naik delman.
  • Buat kesepakatan harga yang jelas dengan kusir delman.
  • Tolak memberikan uang tambahan jika keluar dari kesepakatan.
  • Laporkan jika menemukan praktik 'getok' tarif kepada pihak berwenang.