Mengenal Auto Rejection: Perisai Stabilitas Harga Saham di Pasar Modal Indonesia

Volatilitas pasar saham menjadi perhatian utama bagi investor dan regulator. Untuk memitigasi risiko fluktuasi harga yang berlebihan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan mekanisme auto rejection, sebuah sistem pengaman yang membatasi pergerakan harga saham dalam rentang tertentu.

Auto rejection berfungsi sebagai rem otomatis yang menolak order jual atau beli ketika harga saham bergerak di luar batas yang telah ditentukan. Tujuan utama dari mekanisme ini adalah untuk mencegah gejolak harga yang ekstrem dalam waktu singkat, sehingga melindungi investor dari potensi kerugian besar dan menjaga stabilitas pasar secara keseluruhan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya pemahaman investor terhadap sistem ini, terutama bagi mereka yang baru terjun ke dunia investasi saham.

Jenis-jenis Auto Rejection:

Secara garis besar, terdapat dua jenis auto rejection yang berlaku di BEI:

  • Auto Rejection Atas (ARA): Mencegah harga saham melonjak terlalu tinggi dalam satu hari perdagangan. Batas ARA bervariasi tergantung pada rentang harga saham:

    • Saham dengan harga antara Rp 50 hingga Rp 200: ARA sebesar 35%.
    • Saham dengan harga antara Rp 200 hingga Rp 5.000: ARA sebesar 25%.
    • Saham dengan harga di atas Rp 5.000: ARA sebesar 20%.
  • Auto Rejection Bawah (ARB): Mencegah harga saham anjlok terlalu dalam dalam satu hari perdagangan. Sejak 8 April 2025, BEI memberlakukan batasan ARB sebesar 15% untuk semua kategori harga saham.

Peran Auto Rejection dalam Pasar Modal:

Auto rejection memainkan peran krusial dalam menjaga iklim investasi yang sehat dan teratur. Dengan membatasi fluktuasi harga yang berlebihan, sistem ini membantu mencegah praktik spekulasi yang merugikan dan memberikan perlindungan bagi investor, terutama investor ritel. Penerapan dan penyesuaian mekanisme auto rejection merupakan bagian dari upaya berkelanjutan BEI untuk menciptakan pasar modal yang stabil, adil, dan efisien.

Memahami cara kerja auto rejection sangat penting bagi investor dari semua tingkatan pengalaman. Pengetahuan ini memungkinkan investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi, mengelola risiko dengan lebih efektif, dan memaksimalkan potensi keuntungan di pasar saham Indonesia.