Kendalikan Diabetes dengan Disiplin Makan dan Gaya Hidup Sehat
Pakar penyakit dalam menekankan pentingnya pengaturan pola makan sebagai langkah awal dalam mengelola diabetes. Penyakit kronis ini memerlukan pendekatan holistik, tidak hanya mengandalkan obat-obatan.
Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo Sp.PD-KEMD, seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan metabolik endokrin dan diabetes di Eka Hospital BSD, menjelaskan bahwa kunci utama dalam mengendalikan diabetes adalah dengan menjaga pola makan yang sehat dan teratur. Pendekatan ini, sering disebut sebagai "jaga mulut", berperan vital dalam meminimalkan risiko yang diakibatkan oleh penyakit diabetes. Ia menekankan bahwa diabetes, sebagai penyakit kronis, memerlukan penanganan jangka panjang dan perubahan gaya hidup secara signifikan.
Target utama dalam penatalaksanaan diabetes adalah mencapai kondisi terkontrol yang disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah timbulnya komplikasi yang serius. Disiplin dalam menjaga pola makan dan berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal, bahkan tanpa memerlukan konsumsi obat-obatan.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa tidak semua pasien diabetes membutuhkan dosis obat yang besar. Dalam beberapa kasus, perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik sudah cukup untuk mengendalikan kadar gula darah.
Empat Pilar Pengelolaan Diabetes
Prof. Sidartawan menggarisbawahi empat langkah utama dalam pengelolaan diabetes yang efektif:
- Pengaturan Pola Makan: Memilih makanan yang tepat dan mengontrol porsi makan sangat penting untuk menjaga kadar gula darah stabil.
- Aktivitas Fisik: Olahraga teratur membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif dan membakar kelebihan gula darah.
- Konsumsi Obat: Jika diperlukan, obat-obatan harus dikonsumsi sesuai dengan resep dokter dan disesuaikan dengan kebutuhan individu.
- Pemeriksaan Rutin: Pemeriksaan kesehatan secara berkala membantu memantau kondisi diabetes dan mendeteksi komplikasi sejak dini.
Dalam hal konsumsi obat, Prof. Sidartawan menekankan pentingnya pendekatan individual. Setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda, terutama karena diabetes seringkali disertai dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Pasien diabetes diperbolehkan mengonsumsi berbagai jenis makanan, asalkan mampu mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Pemilihan obat juga harus disesuaikan dengan kondisi pasien saat ini.
Diabetes terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa dalam darah, yang disebabkan oleh kekurangan insulin. Insulin sendiri adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar glukosa dalam darah. Pasien yang menggunakan insulin harus berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis yang tepat, agar dapat memantau perkembangan diabetes. Setiap individu memiliki kondisi yang berbeda dan kebutuhan obat yang berbeda pula.
Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes yang signifikan, yakni 19,5 juta orang pada tahun 2021. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Masalah diabetes di Indonesia membutuhkan perhatian yang serius dan upaya pencegahan yang lebih intensif.
Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, gangguan saraf, kerusakan ginjal, gangguan mata, dan infeksi kulit. Diabetes yang tidak terkendali juga dapat merusak saraf di otak dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
Prof. Sidartawan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap diabetes, mulai dari pencegahan, gejala, diagnosis dini, pengelolaan diabetes, hingga gaya hidup sehat yang membantu mencegah dan mengendalikan kondisi ini. Kesadaran dan tindakan preventif adalah kunci untuk menekan angka kejadian diabetes dan meningkatkan kualitas hidup para penderitanya.