Srikandi di Balik Layar IKN: Myrna dan Mia, Arsitek Pembangunan Berkelanjutan Ibu Kota Nusantara
Di jantung Kalimantan Timur, sebuah visi besar tengah diwujudkan: Ibu Kota Nusantara (IKN). Di balik gemerlap rencana pembangunan, dua perempuan tangguh memegang peran krusial sebagai pengawal utama keberlanjutan dan perencanaan kota masa depan ini. Myrna Asnawati Safitri dan Mia Amalia, dua deputi di Otorita IKN, bukan sekadar ahli di bidangnya, melainkan juga simbol semangat emansipasi Kartini dalam era modern, berjuang untuk pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang saling melengkapi, Myrna dan Mia berkolaborasi untuk mewujudkan visi IKN sebagai smart forest city. Myrna, sebagai Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, bertanggung jawab atas pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Sementara Mia, sebagai Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan, memegang peranan penting dalam merumuskan rencana induk IKN, tata ruang, serta pengelolaan lahan yang adil dan berkelanjutan.
Myrna Asnawati Safitri: Pelestari Lingkungan dengan Sentuhan Lokal
Myrna Asnawati Safitri, seorang putri daerah Kalimantan Timur, membawa serta kecintaannya pada tanah kelahirannya dalam setiap langkahnya di IKN. Dengan gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Leiden, Belanda, serta pengalaman panjang di bidang hukum lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam, Myrna memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan IKN. Pengalamannya sebagai Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan di Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menjadi modal berharga dalam mewujudkan IKN sebagai smart forest city yang 75 persen wilayahnya tetap hijau.
Fokus utama Myrna adalah:
- Penghijauan: Mengawasi Persemaian Mentawir di Sepaku untuk mendukung program penghijauan IKN secara masif.
- Pengelolaan Mangrove: Melakukan pengelolaan dan konservasi mangrove di wilayah Penajam Paser Utara dan Balikpapan.
- Mitigasi Bencana: Mendorong penanaman pohon dan pembuatan embung untuk mengendalikan banjir serta melibatkan masyarakat dalam sistem tanggap bencana.
Mia Amalia: Arsitek Perencanaan Kota yang Inklusif
Mia Amalia, dengan latar belakang perencanaan pembangunan yang kuat, memegang kunci dalam merumuskan fondasi IKN sebagai kota yang terencana dengan baik dan berkelanjutan. Sebelum bergabung dengan Otorita IKN, Mia menjabat sebagai Direktur Pembangunan Daerah di Kementerian PPN/Bappenas, di mana ia terlibat dalam perumusan kebijakan pembangunan nasional.
Tugas Mia di IKN meliputi:
- Penyusunan Rencana Induk: Memastikan rencana induk IKN selaras dengan visi kota cerdas dan berkelanjutan.
- Tata Ruang dan Pertanahan: Melakukan pemetaan tata ruang dan pengelolaan tanah yang adil dan berkelanjutan.
- Koordinasi Pemindahan: Mengkoordinasikan pemindahan pusat pemerintahan, termasuk aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan Polri.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Mia adalah pengelolaan lahan, termasuk ganti rugi dan relokasi masyarakat setempat. Ia berupaya menyelesaikan isu ini dengan koordinasi intensif, memastikan hak-hak masyarakat lokal tidak terabaikan.
Menghadapi Tantangan, Meraih Harapan
Pembangunan IKN, tentu saja, tidak lepas dari berbagai tantangan. Kekhawatiran terkait dampak lingkungan dan hak-hak masyarakat adat menjadi perhatian utama. Myrna dan Mia, dengan keahlian dan komitmen mereka, berupaya menjawab tantangan ini dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif. Mereka memastikan bahwa IKN tidak hanya menjadi ibu kota baru yang modern, tetapi juga simbol peradaban baru yang berkeadilan dan ramah lingkungan.
Myrna dan Mia adalah representasi dari perempuan Indonesia yang berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa. Kiprah mereka di IKN adalah bukti bahwa perempuan mampu memegang peran penting dalam mewujudkan visi besar, dengan sentuhan keahlian dan kepedulian yang khas.