Sundayreads Club: Inisiatif Kisti Membangun Komunitas Literasi di Magelang
Di tengah hiruk pikuk Kota Magelang, sebuah gerakan literasi bertumbuh subur berkat inisiatif seorang perempuan muda bernama Kisti. Ia mendirikan Sundayreads Club, sebuah komunitas baca yang secara rutin mengadakan pertemuan setiap dua pekan sekali. Ide ini muncul dari kejenuhan Kisti terhadap rutinitas hariannya dan kerinduan untuk kembali menikmati dunia buku, namun kali ini bersama orang lain.
Kisah bermula ketika Kisti, seorang karyawan swasta berusia 26 tahun, mencari klub buku di Magelang. Sayangnya, ia tidak menemukan wadah yang sesuai dengan harapannya. Kalaupun ada, kegiatan membaca bersama hanya diadakan pada momen-momen tertentu. Berbekal semangat dan tekad, Kisti memberanikan diri untuk membentuk klub baca sendiri dan membuka pendaftaran bagi siapa saja yang tertarik.
Respon awal cukup menggembirakan. Enam orang, yang sebelumnya tidak dikenal oleh Kisti, bergabung dalam pertemuan perdana yang diadakan di lapangan Resimen Induk Komando Daerah Militer IV/Diponegoro. Namun, pertemuan pertama ini kurang berhasil karena banyaknya gangguan akibat car free day. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Kisti.
Sundayreads Club, sesuai dengan namanya, hanya mengadakan kegiatan membaca pada hari Minggu. Hal ini dikarenakan Kisti masih bekerja pada hari Sabtu, meskipun hanya setengah hari. Pertemuan biasanya diawali dengan sesi membaca senyap selama satu jam, diikuti dengan sesi berbagi dan diskusi mengenai buku yang dibaca.
Untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif, Kisti memindahkan lokasi pertemuan ke Taman Ahmad Yani yang relatif lebih tenang. Seiring waktu, lokasi membaca pun berpindah-pindah dari satu kedai ke kedai lainnya. Antusiasme peserta terus meningkat dari waktu ke waktu.
Lima bulan setelah berdiri, Sundayreads Club telah memiliki sekitar 20 anggota aktif yang disebut "Teman Sunday". Tidak ada persyaratan khusus untuk bergabung, cukup membawa buku yang ingin dibaca. Kisti bahkan menyediakan buku bagi peserta yang tidak membawanya.
Untuk menjangkau lebih banyak orang, Kisti aktif memanfaatkan media sosial. Ia memegang kendali penuh atas konten yang diunggah di akun Instagram Sundayreads Club untuk memastikan pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan klub. Saat ini, akun Instagram Sundayreads Club telah memiliki lebih dari 1.200 pengikut.
Setelah satu setengah tahun berjalan, Kisti melihat perubahan positif pada karakter peserta. Beberapa peserta yang awalnya tertutup menjadi lebih terbuka dan mudah berinteraksi. Ada pula peserta yang mulai menyukai membaca setelah bergabung dengan Sundayreads Club.
Kisti mengaku tidak menyangka antusiasme peserta dan dampak positif yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan Sundayreads Club akan begitu besar. Ia sendiri juga mengalami perkembangan pribadi melalui klub ini. Awalnya, Kisti merasa canggung dalam berinteraksi sosial, namun setelah beberapa kali pertemuan, ia mulai menikmati kegiatan tersebut.
Sundayreads Club didirikan tanpa konsep keanggotaan yang mengikat. Kisti tidak menyukai keterikatan dengan komunitas. Namun, teman-teman yang aktif di klub ini turut membantu Kisti dalam merancang konsep membaca setiap pekan.
Ketertarikan Kisti pada buku tidak berasal dari lingkungan keluarga yang gemar membaca. Ia menemukan kesenangan membaca melalui eksplorasinya sendiri di perpustakaan sekolah dasar. Dari sana, rasa ingin tahu Kisti semakin berkembang dan ia terus memperluas bacaannya hingga ke jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Melalui Sundayreads, Kisti ingin menularkan kegemaran membaca secara inklusif, tanpa menjadikan kegiatan ini sebagai sesuatu yang eksklusif. Gerakan ini mengingatkan kita pada perjuangan Kartini yang mengupayakan pendidikan bagi perempuan melalui sekolah kursus pada awal abad ke-20.
Kisti telah menciptakan ruang bagi para pecinta buku untuk bertemu, berbagi, dan tumbuh bersama. Sundayreads Club bukan hanya sekadar klub baca, tetapi juga sebuah gerakan sosial yang menginspirasi dan mendorong minat baca di kalangan masyarakat Magelang.