Rupiah Unjuk Gigi, Dolar AS Tertekan di Pasar Domestik

Rupiah Menguat di Tengah Sentimen Negatif Dolar AS

Pagi ini, mata uang rupiah menunjukkan performa yang solid di pasar spot, berlawanan dengan tren pelemahan yang dialami dolar Amerika Serikat. Pada pukul 09.28 WIB, nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.803 per dolar AS, menguat sebesar 0,43 persen atau 73 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di Rp 16.818 per dolar AS.

Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini sejalan dengan pergerakan positif mata uang regional terhadap dolar AS. Ia memperkirakan rupiah berpotensi menguat lebih lanjut hingga mencapai Rp 16.700, dengan resistensi di kisaran Rp 16.830.

Faktor Pemicu Pelemahan Dolar AS

Indeks dolar AS pagi ini tercatat lebih rendah dibandingkan pekan lalu, berada di kisaran 98, turun dari sebelumnya di atas 99. Pelemahan ini dipicu oleh sentimen negatif pasar terhadap pernyataan Presiden AS yang mendesak Bank Sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuannya. Pasar menilai tindakan ini sebagai intervensi terhadap independensi bank sentral, yang dapat berdampak buruk pada perekonomian AS.

Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap dampak negatif kenaikan tarif terhadap perekonomian AS, yang menyebabkan kenaikan harga barang konsumsi, juga turut membebani kinerja dolar AS.

Perbandingan Kurs Rupiah di Bank-Bank Besar

Berikut adalah perbandingan kurs jual dan beli rupiah terhadap dolar AS di lima bank besar di Indonesia:

  • BRI: Jual Rp 16.817, Beli Rp 16.793
  • Bank Mandiri: Jual Rp 16.925, Beli Rp 16.575
  • BNI: Jual Rp 16.975, Beli Rp 16.725
  • BCA: Jual Rp 16.980, Beli Rp 16.680
  • CIMB Niaga: Jual Rp 16.814, Beli Rp 16.789

Kurs jual menunjukkan harga di mana bank menjual dolar AS, sementara kurs beli menunjukkan harga di mana bank membeli dolar AS dari nasabah.