Rupiah Unjuk Gigi, Tekanan Dolar AS Mereda ke Level Rp 16.800
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan sinyal positif pada sesi perdagangan pagi ini, dengan mencapai level Rp 16.800. Mata uang Garuda mengalami kenaikan sebesar 76 poin, atau setara dengan 0,45%. Data ini memberikan sedikit angin segar di tengah kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi global.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada hari Senin, 21 April 2025, rupiah memulai perdagangan di level Rp 16.830 per dolar AS. Sepanjang sesi pagi, fluktuasi nilai tukar rupiah berada dalam rentang antara Rp 16.796 hingga Rp 16.832.
Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, pelemahan dolar AS disebabkan oleh sentimen negatif pasar terhadap pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mendesak Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunga acuan. Pernyataan ini dinilai sebagai upaya intervensi terhadap independensi Bank Sentral, yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian AS secara keseluruhan. Selain itu, kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump juga turut memicu kenaikan harga barang konsumsi, yang semakin memperburuk posisi dolar AS.
"Kondisi ini memicu penguatan nilai tukar regional terhadap dolar AS, termasuk juga rupiah," ujar Ariston.
Ariston menambahkan bahwa kondisi ini adalah imbas negatif dari kenaikan tarif yang diterapkan oleh Trump, yang menyebabkan peningkatan harga barang konsumsi.
"Hal inilah yang mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS," jelas Ariston.
Rupiah diperkirakan memiliki potensi untuk menguat menuju level Rp 16.700 per dolar AS, dengan resistensi yang diperkirakan berada di kisaran Rp 16.830 pada hari ini.