Aipda Sumitro: Polisi Pelestari Warisan Budaya Bolaang Mongondow di Kotamobagu
Di tengah arus modernisasi yang deras, semangat melestarikan warisan budaya lokal menjadi semakin penting. Aipda Sumitro Tegela, seorang Bhabinkamtibmas dari Desa Kopandakan Satu, Polres Kotamobagu, Sulawesi Utara, tampil sebagai sosok inspiratif dalam upaya menghidupkan kembali adat dan budaya Bolaang Mongondow.
Dedikasinya terhadap pelestarian budaya diwujudkan melalui pendirian replika istana Kerajaan Bolaang Mongondow, yang dikenal dengan nama Komalig. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap semakin lunturnya pemahaman generasi muda mengenai sejarah dan identitas budaya mereka.
"Saya melihat adanya degradasi budaya di kalangan generasi muda. Banyak yang sudah tidak tahu sejarah," ujar Aipda Sumitro, mengungkapkan keprihatinannya.
Inisiatif Aipda Sumitro ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Muslim Tungkagi, seorang warga Desa Kopandakan Satu, memberikan apresiasi atas upaya Aipda Sumitro dalam menghidupkan kembali adat Bolaang Mongondow yang hampir terlupakan.
"Adat Bolaang Mongondow yang sudah ditinggalkan anak muda kembali bisa berkembang karena Bapak Sumitro," kata Muslim, mengungkapkan rasa bangganya.
Komalig bukan hanya sekadar replika istana. Di dalamnya terdapat museum mini yang menyimpan berbagai informasi mengenai Kerajaan Bolaang Mongondow, serta sanggar kesenian sebagai wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan minat mereka dalam seni tradisional.
Membangun Komalig: Upaya Kolektif Melestarikan Budaya
Pembangunan Komalig dimulai pada tahun 2019, diawali dengan pembentukan komunitas adat desa. Aipda Sumitro kemudian mengajukan proposal ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membangun desa adat dan merevitalisasi istana Kerajaan Bolaang Mongondow.
"Istana ini punah karena pergolakan politik di tahun 1950-an hingga 1960-an. Akibat konflik Permesta, rumah adat ini terbakar dan tidak dibangun kembali. Sehingga saya merevitalisasi rumah adat ini," jelas Aipda Sumitro.
Pembangunan Komalig dilakukan secara gotong royong oleh Aipda Sumitro bersama-sama dengan warga desa. Keberadaan Komalig tidak hanya menjadi pusat kegiatan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang menarik minat wisatawan dan peneliti.
"Rumah adat Komalig ini juga sering dijadikan bahan penelitian skripsi untuk mahasiswa," ungkap Aipda Sumitro.
Pendekatan Keamanan Melalui Kebudayaan
Selain melestarikan budaya, Aipda Sumitro juga melihat kebudayaan sebagai sarana untuk membangun keamanan dan mencegah konflik. Ia meyakini bahwa pemahaman yang baik mengenai sejarah dan budaya dapat meminimalisir potensi konflik yang disebabkan oleh perbedaan suku dan budaya.
"Setelah saya mendalami, ternyata sejarah budaya itu penting dalam rangka pendekatan. Pemahaman yang baik tentang sejarah, adat dan budaya bisa meminimalisir terjadinya konflik," jelasnya.
Aipda Sumitro berharap bahwa upaya pelestarian budaya yang dilakukannya dapat memberikan nilai tambah pengetahuan kepada generasi muda, sehingga mereka mencintai budaya dan kekayaan bangsanya.
Dampak dan Pengakuan
Dedikasi Aipda Sumitro dalam melestarikan budaya Bolaang Mongondow telah membuahkan hasil yang signifikan. Komalig telah menjadi pusat kegiatan budaya dan edukasi bagi masyarakat setempat, serta menjadi daya tarik wisata yang meningkatkan perekonomian daerah.
Atas kontribusinya, Aipda Sumitro diusulkan sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2025. Selain itu, pada tahun 2022, ia menerima penghargaan sebagai tokoh kebudayaan kategori peneliti dan pemerhati.
Inisiatif Aipda Sumitro merupakan contoh nyata bagaimana seorang anggota kepolisian dapat berperan aktif dalam pelestarian budaya dan pembangunan masyarakat. Semangatnya yang membara diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut serta melestarikan warisan budaya bangsa.
Replika Istana Komalig yang dibangun oleh Aipda Sumitro dilengkapi dengan:
- Museum mini
- Data-data tentang kerajaan Bolmong
- Sanggar untuk kegiatan kesenian anak muda
Kontribusi Aipda Sumitro sangat dirasakan oleh masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah daerah. Ia menjadi sosok penting dalam memperkenalkan sejarah dan budaya Bolaang Mongondow kepada generasi muda dan masyarakat luas.