Korea Selatan Perketat Pengawasan Ekspor Terkait Upaya Penghindaran Tarif AS

Otoritas Bea Cukai Korea Selatan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas ekspor menyusul indikasi adanya praktik penyalahgunaan yang bertujuan menghindari tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Modus operandi yang terdeteksi adalah upaya menyamarkan asal barang, terutama produk yang berasal dari Tiongkok, seolah-olah merupakan produk ekspor Korea Selatan.

Temuan investigasi menunjukkan bahwa nilai pelanggaran mencapai 29,5 miliar won (sekitar 20,81 juta dolar AS) pada kuartal pertama tahun ini. Dari total pelanggaran tersebut, mayoritas, yaitu sekitar 97%, terkait dengan pengiriman barang ke Amerika Serikat. Data juga menunjukkan bahwa pada tahun 2024, total pelanggaran terkait penyamaran asal barang mencapai 34,8 miliar won, dengan 62% dari pelanggaran tersebut melibatkan pengiriman ke Amerika Serikat.

Direktur Perencanaan Investigasi Bea Cukai Korea Selatan, Lee Kwang-woo, mengungkapkan bahwa peningkatan upaya ekspor terselubung ini terjadi seiring dengan kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump sebelumnya. Pihaknya mengantisipasi kemungkinan berulangnya tren serupa.

Salah satu contoh kasus yang ditemukan adalah upaya penyamaran asal bahan katode senilai 3,3 miliar won yang digunakan dalam produksi baterai. Bahan tersebut diimpor dari Tiongkok, namun kemudian dikirim ke Amerika Serikat dengan mencantumkan Korea Selatan sebagai negara asal. Hal ini dilakukan untuk menghindari tarif yang berlaku atas produk Tiongkok.

Kasus lainnya melibatkan impor kamera pengintai senilai 19,3 miliar won dari Tiongkok dalam bentuk suku cadang. Suku cadang tersebut kemudian dirakit kembali di Korea Selatan sebelum diekspor ke Amerika Serikat, dengan tujuan menghindari pembatasan yang diberlakukan AS terhadap perangkat komunikasi buatan Tiongkok.

Menyikapi temuan ini, Bea Cukai Korea Selatan telah membentuk tim khusus untuk mencegah upaya ekspor ilegal dan tengah menyusun langkah-langkah respons yang lebih komprehensif. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi kepentingan perusahaan domestik dan menjaga integritas sistem perdagangan. Pelanggaran yang terdeteksi akan diteruskan ke kejaksaan untuk proses hukum lebih lanjut.

Selain itu, pejabat Bea Cukai Korea Selatan telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Amerika Serikat untuk membahas kerja sama dalam penyelidikan dan penindakan terhadap praktik-praktik ilegal tersebut. Otoritas Korea Selatan mewaspadai potensi peningkatan upaya dari perusahaan asing, khususnya yang berasal dari Tiongkok, untuk memanfaatkan Korea Selatan sebagai jalur alternatif untuk menghindari tarif dan regulasi AS, mengingat status Korea Selatan sebagai sekutu utama AS dan memiliki perjanjian perdagangan bebas.

Rincian temuan pelanggaran:

  • Nilai pelanggaran kuartal I: 29,5 miliar won (sekitar $20,81 juta)
  • Tujuan pengiriman: 97% ke Amerika Serikat
  • Total pelanggaran 2024: 34,8 miliar won
  • Pengiriman ke AS (2024): 62%

Contoh kasus:

  • Bahan katode baterai: 3,3 miliar won (disamarkan asal dari China)
  • Kamera pengintai: 19,3 miliar won (diimpor sebagai suku cadang, dirakit di Korea Selatan)