Jeratan Pinjaman Online: Ancaman Tersembunyi Bagi Kesehatan Mental Masyarakat
Pinjaman online (pinjol) menawarkan kemudahan akses dana yang menggiurkan, namun di balik kemudahan tersebut tersembunyi potensi ancaman serius terhadap kesehatan mental masyarakat.
Kemudahan persyaratan, ketiadaan jaminan, dan proses pencairan dana yang cepat menjadikan pinjol sebagai solusi instan bagi kebutuhan finansial. Akan tetapi, kemudahan ini seringkali menjebak masyarakat dalam lingkaran utang yang sulit diurai, terutama bagi mereka yang kurang bijak dalam mengelola keuangan.
Tekanan psikologis yang dialami korban pinjol dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari perasaan cemas berlebihan, stres berkepanjangan, hingga depresi. Kondisi ini diperparah dengan stigma sosial yang melekat pada diri mereka sebagai "pengutang", sehingga membuat mereka merasa terisolasi dan malu.
"Korban pinjol seringkali merasa seperti terus dikejar-kejar, mengalami stres berat, bahkan bisa sampai depresi jika tidak segera ditangani," ujar seorang Psikolog dari Universitas Airlangga.
Untuk memulihkan kesehatan mental korban pinjol, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif. Selain bantuan profesional dari psikolog atau psikiater, dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat juga sangat penting. Proses pemulihan ini meliputi penumbuhan rasa tanggung jawab, pemahaman akan konsekuensi dari setiap pilihan, serta pembentukan pola pikir yang lebih positif.
Lingkungan sekitar juga memainkan peran penting dalam mencegah seseorang terjerat dalam pinjol. Tekanan sosial, budaya fear of missing out (FOMO), dan iklan pinjol yang agresif dapat memicu keinginan untuk berutang. Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran diri dan tidak mudah terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif yang dipromosikan di media sosial.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah diri terjerat pinjol antara lain:
- Berhenti membandingkan diri dengan orang lain, baik secara offline maupun online.
- Membiasakan pola hidup sehat dan realistis sesuai kemampuan finansial.
- Memberikan reward pada diri sendiri jika memang layak, tanpa memaksakan diri.
- Meningkatkan literasi keuangan agar lebih bijak dalam mengelola uang dan berutang.
Dengan menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran akan risiko pinjol, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari jeratan utang yang merugikan.