Ekspor Tekstil dan Alas Kaki Indonesia Dominasi Pasar Amerika Serikat di Kuartal Pertama 2025
Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor produk pakaian dan alas kaki dari Indonesia, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dominasi ini terlihat jelas pada periode Januari hingga Maret 2025, di mana AS menjadi pasar terbesar untuk berbagai kategori produk tekstil dan alas kaki.
Data BPS menunjukkan bahwa ekspor pakaian dan aksesoris rajutan (HS61) ke AS mencapai 36,62 ribu ton. Jumlah ini mencakup 63,40% dari total ekspor kategori tersebut dari Indonesia. Negara-negara lain seperti Jepang (5,41%) dan Korea Selatan (5,14%) memiliki pangsa pasar yang jauh lebih kecil. Sementara negara lainnya menyerap 26,05% dari total ekspor pakaian dan aksesoris rajutan Indonesia.
Untuk kategori pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS62), AS juga memimpin dengan pangsa 42,96% atau sekitar 17,7 ribu ton. Jepang berada di urutan kedua dengan 10,39%, diikuti Korea Selatan dengan 7%. Sisanya, 39,65% diekspor ke negara-negara lain.
Dominasi AS juga terlihat pada sektor alas kaki (HS64), dengan volume ekspor mencapai 33,27 ribu ton atau 34,16% dari total ekspor alas kaki Indonesia. Belanda, Belgia, Jepang dan Tiongkok menyusul sebagai tujuan ekspor alas kaki terbesar setelah AS.
Berikut rincian data ekspor ke beberapa negara:
-
Pakaian dan Aksesoris Rajutan (HS61):
- Amerika Serikat: 63,40%
- Jepang: 5,41%
- Korea Selatan: 5,14%
- Negara Lainnya: 26,05%
-
Pakaian dan Aksesoris Bukan Rajutan (HS62):
- Amerika Serikat: 42,96%
- Jepang: 10,39%
- Korea Selatan: 7%
- Negara Lainnya: 39,65%
-
Alas Kaki (HS64):
- Amerika Serikat: 34,16%
- Belanda: 8,40%
- Belgia: 7,14%
- Jepang: 5,90%
- Tiongkok: 5,61%
BPS juga menyoroti peran penting AS dalam neraca perdagangan Indonesia. Selama satu dekade terakhir, AS terus menjadi salah satu negara penyumbang surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia. Surplus perdagangan tertinggi dengan AS tercatat pada tahun 2022, mencapai US$ 16,57 miliar.
Selain AS, India dan Filipina juga menjadi kontributor utama surplus perdagangan bagi Indonesia.