Hardianti Triana: Pengemudi Wanita Trans Banyumas dan Mahasiswi Pendidikan yang Inspiratif
Di tengah dominasi pria dalam dunia transportasi, Hardianti Triana, seorang wanita muda berusia 24 tahun, berhasil menembus batas dan menjadi pengemudi Bus Rapid Transit (BRT) Trans Banyumas. Lebih dikenal dengan sapaan Ana, sosok inspiratif ini telah mengabdikan dirinya selama dua tahun di Trans Banyumas, melayani masyarakat dengan dedikasi tinggi.
Ketertarikan Ana pada dunia transportasi bermula sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kala itu, ia membantu perekonomian keluarga dengan menjadi pengemudi angkutan kota (angkot). Pengalaman ini menjadi bekal berharga sebelum akhirnya ia merambah menjadi pengemudi travel dan bus pariwisata pada tahun 2020. Kini, Ana bertanggung jawab mengemudikan bus Koridor II dengan rute yang melintasi Terminal Notog hingga Terminal Baturraden, pulang pergi.
Profesi yang digeluti Ana tidak lepas dari tantangan. Ia mengakui bahwa masih ada sebagian kecil penumpang yang meragukan kemampuannya karena stigma bahwa pengemudi adalah pekerjaan laki-laki. Pertanyaan-pertanyaan pribadi yang membuatnya risih pun tak jarang menghampirinya. Namun, Ana memiliki prinsip yang kuat untuk membatasi percakapan di luar ranah profesional. Ia dengan tegas menjawab pertanyaan terkait pekerjaan, namun memilih untuk tidak menanggapi pertanyaan yang menyentuh kehidupan pribadinya.
Di balik profesinya sebagai pengemudi, Ana juga seorang mahasiswi aktif di Universitas Terbuka (UT). Ia mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), sebuah cita-cita yang ingin ia wujudkan di masa depan. Ana menceritakan bahwa sistem kerja shift di Trans Banyumas memberinya fleksibilitas untuk mengatur waktu antara bekerja dan kuliah. Ketika mendapat jadwal shift pagi, ia dapat memanfaatkan waktu sore setelah istirahat untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Manajemen Trans Banyumas pun memberikan dukungan penuh dengan memberikan kelonggaran untuk tukar jadwal atau mengajukan long shift jika jadwal kerja dan kuliah bentrok.
Apresiasi dari masyarakat Banyumas menjadi suntikan semangat bagi Ana untuk terus memberikan pelayanan terbaik. Ia merasa senang dan nyaman melayani masyarakat, dan hal ini memotivasinya untuk terus berdedikasi. Dalam momentum Hari Kartini, Ana menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh perempuan Indonesia untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar mimpi. Ia mengajak para perempuan untuk membuktikan bahwa mereka setara, bahkan mampu melampaui laki-laki, serta tidak membiarkan diri diremehkan.
Kisah Hardianti Triana adalah cerminan semangat Kartini di era modern. Ia membuktikan bahwa perempuan mampu berkarya dan berprestasi di bidang apapun, serta meraih pendidikan setinggi mungkin tanpa mengabaikan tanggung jawabnya. Dedikasi dan semangatnya patut menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya para perempuan Indonesia, untuk terus berjuang meraih cita-cita dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa.