Kalimantan Tengah Dilanda Banjir: Ratusan Ribu Warga Terdampak di Empat Kabupaten

Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menyebabkan banjir signifikan di empat kabupaten, berdampak pada kehidupan lebih dari seratus ribu jiwa. Luapan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito memperparah situasi, merendam ribuan rumah dan fasilitas umum.

Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng melaporkan bahwa Barito Utara dan Murung Raya mengalami dampak banjir terparah. Di Barito Utara, puluhan ribu warga terdampak setelah air merendam ribuan rumah. Kondisi serupa juga terjadi di Murung Raya, memaksa ratusan warga mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir.

Berikut rincian dampak banjir di masing-masing kabupaten:

  • Barito Selatan: Banjir melanda 47 desa/kelurahan di enam kecamatan, dengan ketinggian air mencapai 707 cm, berdampak pada lebih dari 61.000 jiwa.
  • Katingan: Desa Tumbang Bulan, Kecamatan Mendawai, terendam banjir sejak awal Maret. Meskipun belum ada laporan warga terdampak secara signifikan, curah hujan tinggi tetap menjadi perhatian utama.
  • Barito Utara: Sebanyak 67 desa/kelurahan di sembilan kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air antara 50-150 cm, berdampak pada lebih dari 56.000 jiwa. Ribuan rumah dan ratusan fasilitas umum terendam.
  • Murung Raya: Banjir merendam 53 desa/kelurahan di tujuh kecamatan, berdampak pada lebih dari 16.000 jiwa. Ribuan rumah dan puluhan fasilitas umum terendam, memaksa ratusan warga mengungsi.

Secara kumulatif, banjir telah merendam 168 desa/kelurahan di 23 kecamatan di Kalteng. Dampak banjir mencakup ribuan keluarga dan ratusan ribu jiwa. Selain merendam puluhan ribu rumah warga, banjir juga merusak ratusan fasilitas umum.

BPBPK Kalteng terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kabupaten-kabupaten terdampak untuk melakukan pencegahan dan penanganan banjir. Pemerintah Provinsi akan memberikan bantuan maksimal, termasuk personel dan peralatan, jika kabupaten menetapkan status siaga atau tanggap darurat.

Pihak berwenang juga terus memantau perkembangan cuaca melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi potensi hujan lebih lanjut. Informasi kewaspadaan terus disebarkan kepada pihak-pihak terkait di daerah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan banjir.