Tingkatkan Kesiapan Tempur, AS dan Filipina Gelar Latihan Militer Gabungan 'Balikatan'

Latihan militer gabungan antara Filipina dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan nama "Balikatan," secara resmi dimulai. Manuver militer berskala besar ini, yang melibatkan ribuan personel dari kedua negara, dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan dalam menghadapi berbagai skenario keamanan. Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan regional, terutama terkait klaim teritorial di Laut China Selatan.

Lebih dari 17.000 tentara diperkirakan berpartisipasi dalam latihan "Balikatan" tahun ini. Latihan ini tidak hanya melibatkan personel dari Filipina dan Amerika Serikat, tetapi juga kontingen yang lebih kecil dari Australia dan Jepang. Fokus utama dari latihan ini adalah simulasi pertahanan udara dan rudal terpadu, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kedua negara dalam merespons potensi ancaman dari udara dan laut. Untuk pertama kalinya, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dijadwalkan hadir dalam latihan tersebut, menunjukkan pentingnya latihan ini bagi pemerintah Filipina.

Latihan "Balikatan" tahun ini juga akan melibatkan penggunaan senjata-senjata canggih Amerika Serikat, termasuk sistem rudal antikapal NMESIS (Navy Marine Expeditionary Ship Interdiction System). Sistem rudal ini, yang dikenal karena mobilitas dan kemampuan serangannya, akan ditempatkan di lokasi strategis dekat selat yang memisahkan Filipina utara dari Taiwan. Penempatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan maritim Filipina dan Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Dalam upacara pembukaan "Balikatan", Letnan Jenderal Korps Marinir AS James Glynn menekankan pentingnya latihan ini dalam memperkuat aliansi antara Amerika Serikat dan Filipina. Ia menyatakan bahwa latihan ini tidak hanya menunjukkan komitmen kedua negara untuk menegakkan perjanjian pertahanan bersama yang telah ada sejak tahun 1951, tetapi juga kemampuan mereka untuk melakukannya secara efektif. Glynn juga menyoroti pentingnya kerja sama dan persahabatan yang terjalin melalui latihan bersama, yang memungkinkan kedua negara untuk mengatasi tantangan keamanan bersama.

Sementara itu, Mayor Jenderal Filipina Francisco Lorenzo menambahkan bahwa latihan ini akan meningkatkan kemampuan Filipina dalam mengatasi berbagai tantangan keamanan kontemporer. Ia menekankan pentingnya latihan "Balikatan" dalam meningkatkan profesionalisme dan kesiapan pasukan Filipina dalam menghadapi ancaman yang mungkin timbul di wilayah tersebut.

Latihan "Balikatan" diadakan di tengah meningkatnya ketegangan antara Filipina dan China terkait klaim teritorial di Laut China Selatan. Filipina telah terlibat dalam serangkaian konfrontasi dengan kapal-kapal China di wilayah yang disengketakan, dan telah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat sejak Presiden Marcos menjabat pada tahun 2022. Kunjungan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth baru-baru ini ke Manila juga menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk memperkuat aliansi dengan Filipina dan memberikan dukungan dalam menghadapi ancaman dari China.

  • Latihan Militer Gabungan: "Balikatan" merupakan latihan militer gabungan tahunan antara Filipina dan Amerika Serikat.
  • Peningkatan Interoperabilitas: Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan pasukan kedua negara.
  • Keterlibatan Personel: Lebih dari 17.000 tentara diperkirakan berpartisipasi dalam latihan ini.
  • Simulasi Pertahanan Udara dan Rudal: Latihan mencakup simulasi pertahanan udara dan rudal terpadu.
  • Penggunaan Senjata Canggih: Sistem rudal antikapal NMESIS akan digunakan dalam latihan ini.
  • Komitmen Aliansi: Latihan ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk memperkuat aliansi dengan Filipina.
  • Tantangan Keamanan Kontemporer: Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Filipina dalam mengatasi berbagai tantangan keamanan kontemporer.