Lonjakan Permintaan Kurma di Bulan Ramadhan: Tradisi, Bisnis, dan Ragam Jenis Kurma di Lawang Agung
Lonjakan Permintaan Kurma di Bulan Ramadhan: Tradisi, Bisnis, dan Ragam Jenis Kurma di Lawang Agung
Bulan Ramadhan, bulan suci bagi umat muslim, tak hanya dimaknai sebagai waktu untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi juga momen untuk memperkuat tradisi dan berbagi. Salah satu tradisi yang tetap lestari adalah mengonsumsi kurma sebagai takjil berbuka puasa. Lebih dari sekadar camilan pembuka, kurma telah menjelma menjadi simbol keberkahan dan bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadhan di Indonesia. Hal ini tercermin dari lonjakan permintaan kurma yang signifikan setiap tahunnya, memberi dampak positif bagi para pedagang dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di Surabaya, Lawang Agung, sebuah pusat penjualan kurma yang telah beroperasi sejak tahun 1960-an, merasakan dampak langsung dari peningkatan permintaan ini. Dengan lima cabang yang tersebar di berbagai kota, termasuk Gayungsari, Gresik, Malang, dan Sidoarjo, Lawang Agung menjadi salah satu destinasi utama bagi masyarakat yang mencari kurma berkualitas. Said Riyadi, Head of Marketing Lawang Agung, mengungkapkan bahwa permintaan kurma di bulan Ramadhan mengalami peningkatan drastis, mencapai 3 hingga 4 kali lipat dibandingkan hari biasa. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa distribusi pengiriman kurma merata ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat dari berbagai daerah untuk menikmati kurma selama Ramadhan.
Lawang Agung menawarkan beragam jenis kurma untuk memenuhi selera konsumen. Kurma yang dijual diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: low, middle, dan up, dengan perbedaan yang signifikan dalam hal rasa, tekstur, dan harga.
- Kategori Low: Terdiri dari varietas seperti Multazam Mesir dan Alas, yang dikenal dengan harga terjangkau.
- Kategori Middle: Menawarkan kurma Tunisia, yang populer karena kualitasnya yang baik dan kehadiran tangkai.
- Kategori Up: Meliputi kurma Medjool Waton, varietas premium dengan cita rasa dan tekstur istimewa. Harga kurma Medjool yang lebih tinggi tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kurma sejati.
Perbedaan harga antar jenis kurma cukup signifikan. Sebagai contoh, kurma Mesir (10 kg) dihargai Rp 200.000, sementara kurma Medjool (5 kg) mencapai Rp 1.400.000. Meskipun demikian, permintaan untuk semua jenis kurma tetap tinggi, terbukti dengan banyaknya pelanggan yang membeli dalam jumlah besar, bahkan hingga ratusan dus. Lawang Agung juga menyediakan pilihan paket kurma dalam kemasan kecil (mulai dari 250 gram) untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Lonjakan permintaan ini terjadi sejak H-7 Ramadhan dan berlangsung hingga H+14, meskipun mengalami penurunan sedikit setelah periode tersebut, tetap ramai hingga satu bulan penuh.
Selain kurma, Lawang Agung juga menjual berbagai oleh-oleh haji dan umrah, memperluas jangkauan produk dan melayani kebutuhan pelanggan yang lebih beragam. Keberhasilan Lawang Agung dalam memenuhi lonjakan permintaan kurma selama Ramadhan menunjukkan pentingnya tradisi mengonsumsi kurma dan peluang bisnis yang besar di baliknya. Lebih dari sekadar komoditas, kurma telah menjadi simbol keberkahan dan tradisi yang tak lekang oleh waktu, mengarungi Ramadhan demi Ramadhan.