Momentum Koreksi Saham BBRI: Peluang Investasi atau Tantangan Sementara?

markdown Koreksi harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) belakangan ini memunculkan pertanyaan di kalangan investor: apakah ini saat yang tepat untuk mengakumulasi saham atau justru menunggu momentum yang lebih tepat? Ekonom Senior & Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, berpendapat bahwa penurunan ini bersifat sementara, didasari oleh fundamental keuangan BBRI yang masih kokoh.

Ryan Kiryanto menekankan bahwa penurunan harga saham BBRI lebih merupakan koreksi pasar sesaat, bukan indikasi masalah mendasar dalam kinerja perusahaan. Ia meyakini bahwa BBRI, bersama dengan bank-bank Himbara lainnya, memiliki kinerja keuangan yang solid dan akan kembali menguat. Namun, ia mengakui bahwa persepsi tentang harga terendah saham bersifat subjektif dan berbeda-beda antar investor. Strategi investasi yang ideal adalah membeli saat harga saham turun, namun menentukan titik masuk yang optimal memerlukan pertimbangan dan analisis yang cermat.

Keyakinan terhadap potensi BBRI juga tercermin dari tindakan investor kawakan, Lo Kheng Hong, yang justru meningkatkan kepemilikannya di saham BBRI. Lo Kheng Hong melihat penurunan harga saham blue chip, termasuk BBRI, sebagai peluang investasi yang menarik. Ia menganggap bahwa keluarnya dana asing dari pasar modal menyebabkan penurunan harga saham yang tidak mencerminkan nilai intrinsik perusahaan-perusahaan yang berkinerja baik.

Lo Kheng Hong, yang kini memiliki 64.636.000 lembar saham BBRI, mengambil langkah berani dengan menarik dana dari reksadana, mencairkan deposito, dan menjual obligasinya untuk membeli saham-saham perusahaan yang dianggapnya memiliki fundamental kuat dan dijual dengan harga murah oleh investor asing. Tindakan ini menunjukkan keyakinan Lo Kheng Hong terhadap prospek jangka panjang BBRI dan pasar modal Indonesia secara keseluruhan.

Keputusan investasi terkait saham BBRI, seperti halnya investasi lainnya, memerlukan riset dan pertimbangan yang matang. Investor perlu mempertimbangkan profil risiko pribadi, tujuan investasi, dan kondisi pasar secara keseluruhan. Meskipun terdapat pandangan positif dari analis dan investor berpengalaman, potensi keuntungan dan risiko investasi harus dievaluasi secara seksama sebelum mengambil keputusan.