Eskalasi Konflik: Rusia Intensifkan Serangan Udara Usai Gencatan Senjata Paskah
Pasca-berakhirnya gencatan senjata Paskah, tensi di Ukraina Timur dan Selatan kembali memanas. Rusia dituding meningkatkan intensitas serangan udara, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Baik Moskow maupun Kyiv saling melempar tuduhan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya menjadi momentum perdamaian.
Gubernur Dnipropetrovsk, Sergiy Lysak, melaporkan serangkaian serangan drone yang menghantam wilayahnya pada Senin (21/4). Menurut Lysak, serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada sebuah rumah dan menghanguskan sebuah tempat makan. Kendati demikian, ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Pernyataan Lysak ini disampaikan melalui platform Telegram.
Serangan serupa juga dilaporkan terjadi di wilayah Mykolaiv. Gubernur Vitaliy Kim mengungkapkan bahwa kota tersebut dihantam oleh sejumlah rudal pada dini hari, sekitar pukul 04.57 waktu setempat. Jenis rudal yang digunakan masih dalam proses identifikasi. Kim memastikan bahwa serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan berarti.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya menuding Rusia telah melanggar gencatan senjata Paskah lebih dari 2.000 kali. Meskipun demikian, Zelensky mengakui tidak ada peringatan serangan udara di seluruh wilayah Ukraina pada saat itu. Ia kemudian menyerukan perpanjangan jeda serangan udara dan mengusulkan penghentian penggunaan drone dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil selama minimal 30 hari sebagai langkah menuju deeskalasi konflik.
Situasi di Ukraina Timur dan Selatan saat ini sangat genting. Intensifikasi serangan udara oleh Rusia pasca-gencatan senjata Paskah telah meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih luas. Upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dan mencapai solusi damai menjadi semakin mendesak.