Deddy Sitorus Kritik Aktivitas Gibran di Media Sosial, Prioritaskan Kerja Nyata
Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, menyampaikan kritik terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait dengan intensitasnya membuat konten video di platform YouTube. Sitorus menyarankan agar Gibran lebih fokus pada pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daripada terlalu banyak membuat video.
"Menurut saya, sebaiknya jangan terlalu banyak membuat video. Lebih baik fokus bekerja saja," ungkap Deddy kepada awak media di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (21/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Deddy Sitorus juga menyebut nama Dedi Mulyadi, seorang politisi yang dikenal aktif di media sosial. Namun, Deddy tidak menjelaskan secara rinci maksud dari penyebutan nama tersebut dalam konteks kritiknya terhadap Gibran.
"Terlalu banyak video tidak akan ada habisnya. Nanti bisa seperti Pak Dedi Mulyadi," imbuhnya.
Kritik ini muncul setelah Gibran Rakabuming mengunggah sebuah video di kanal YouTube pribadinya yang membahas potensi bonus demografi Indonesia di tengah berbagai tantangan global. Dalam video tersebut, Gibran menekankan pentingnya memanfaatkan peluang bonus demografi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-2045.
Dalam video yang diunggah pada hari Minggu (20/4/2025), Gibran menyatakan, "Saat ini, Indonesia berada dalam momen krusial. Di tengah berbagai tantangan global seperti ekonomi, perang dagang, geopolitik, dan perubahan iklim, Indonesia sebagai negara besar dengan 284 juta penduduk harus tetap tumbuh, lincah, dan adaptif."
Ia melanjutkan, "Tantangan ini memang besar, tetapi peluang kita jauh lebih besar. Banyak yang sudah mendengar tentang bonus demografi, di mana lebih dari separuh penduduk berada pada usia produktif. Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030 sampai 2045."
Gibran menekankan bahwa puncak bonus demografi adalah kesempatan langka yang hanya terjadi sekali dalam peradaban suatu bangsa. Ia mengajak semua pihak untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin.
"Kesempatan ini tidak akan terulang. Sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif, generasi muda memiliki proporsi yang lebih besar dan pengaruh signifikan dalam menentukan arah kemajuan. Ini adalah peluang emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan sekadar angka statistik, tetapi menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia. Faktor penentunya ada di tangan kita semua," pungkas Gibran dalam videonya.
Komentar Deddy Sitorus ini menyoroti perbedaan pandangan mengenai cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan publik antara politisi senior dan generasi muda. Sementara Gibran memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas, Deddy Sitorus menekankan pentingnya fokus pada kerja nyata dan penyelesaian masalah-masalah konkret yang dihadapi oleh masyarakat.