Pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara (Mensesneg) menyatakan akan melakukan penelusuran terkait peningkatan aktivitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lingkungan kampus belakangan ini. Langkah ini diambil untuk memahami konteks dan tujuan kehadiran personel militer di institusi pendidikan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden,Prasetyo Hadi, menekankan pentingnya melihat isu ini secara komprehensif. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak TNI untuk mendapatkan informasi detail mengenai kegiatan yang dilakukan di kampus-kampus.

"Perlu dilihat secara jernih apa yang menjadi latar belakang kehadiran TNI di kampus. Kami akan melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk mengetahui maksud dan tujuan rekan-rekan TNI berada di sana," ujar Prasetyo Hadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Sorotan publik terhadap keberadaan TNI di kampus kembali menguat setelah beberapa pengamat dan akademisi menyampaikan kekhawatiran mereka. Beberapa pihak menilai fenomena ini sebagai sebuah kemunduran demokrasi dan mengaitkannya dengan memori kelam masa Orde Baru. Pada era tersebut, peran militer sangat dominan dalam berbagai aspek kehidupan sipil, termasuk di dunia pendidikan.

Al Araf, Peneliti Senior Imparsial dan Ketua Centra Initiative, mengungkapkan bahwa preseden keterlibatan militer di kampus pernah terjadi pada era 1970-an hingga 1980-an. Ia mencontohkan peristiwa masuknya tentara ke kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada masa itu.

"Fenomena militer masuk ke wilayah kampus bukan hal yang baru. Ini pernah terjadi di masa lalu, khususnya pada periode 1970-an dan 1980-an. Peristiwa di ITB menjadi salah satu contohnya," kata Araf.

Pernyataan ini muncul menyusul berulangnya kejadian serupa dalam kegiatan mahasiswa belakangan ini. Pemerintah berjanji akan menindaklanjuti isu ini dengan serius dan memastikan bahwa kehadiran TNI di kampus tidak melanggar prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan akademik.