Paus Fransiskus Wafat: Warisan Perdamaian dan Seruan Terakhir untuk Gaza
Dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia yang dikenal tanpa lelah menyerukan perdamaian di berbagai belahan dunia. Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhir pada usia 88 tahun, meninggalkan warisan mendalam tentang upaya diplomatik dan seruan moral untuk mengakhiri konflik global.
Sepanjang masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus lantang menyuarakan keprihatinannya terhadap konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, serta invasi Rusia ke Ukraina. Ia tak pernah lelah mendesak para pemimpin dunia untuk mengutamakan dialog dan negosiasi sebagai solusi damai.
Kecaman atas Kekerasan Terhadap Anak-anak di Gaza
Paus Fransiskus secara terbuka mengecam keras serangan militer Israel di Jalur Gaza yang menyebabkan jatuhnya korban sipil, termasuk anak-anak. Ia menyebut pengeboman terhadap fasilitas sipil, seperti sekolah, sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Melalui saluran telepon dengan komunitas Katolik di Gaza, Paus Fransiskus mendapatkan informasi langsung mengenai kondisi yang mengerikan di wilayah tersebut. Ia tidak ragu untuk menyampaikan keprihatinannya dan menyerukan diakhirinya kekerasan.
Ajakan untuk Perdamaian di Ukraina
Paus Fransiskus juga aktif menyerukan perdamaian di Ukraina, yang telah dilanda konflik sejak invasi Rusia. Ia mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk berani mengambil langkah menuju negosiasi, meskipun dalam situasi yang sulit. Menurutnya, mengutamakan keselamatan rakyat dan mencari solusi diplomatik adalah tindakan yang lebih bijaksana daripada terus berperang.
Seruan Gencatan Senjata Global
Dalam berbagai kesempatan, termasuk khotbah Natal, Paus Fransiskus menyerukan agar senjata diredam di seluruh dunia. Ia secara khusus menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza dan menyerukan gencatan senjata segera, serta pembebasan para sandera. Paus Fransiskus juga berdoa untuk perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan, wilayah-wilayah yang terus dilanda konflik dan penderitaan.
Pesan Paskah Terakhir: Harapan untuk Gaza
Bahkan di saat kesehatannya menurun, Paus Fransiskus tetap menyampaikan pesan perdamaian. Dalam perayaan Paskah terakhirnya, ia kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, menggambarkan situasi di sana sebagai "dramatis dan menyedihkan". Ia juga meminta Hamas untuk membebaskan para sandera dan mengutuk meningkatnya antisemitisme di seluruh dunia. Pesan Paskah ini menjadi penegasan terakhir atas komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian dan keadilan.
Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan kekosongan besar di hati umat Katolik dan semua orang yang menghargai perdamaian. Namun, warisannya akan terus menginspirasi upaya-upaya untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai. Seruan terakhirnya untuk Gaza menjadi pengingat yang kuat akan perlunya tindakan segera untuk mengakhiri penderitaan dan mencapai solusi yang berkelanjutan.
Kardinal Kevin Farrell menyampaikan pernyataan resmi dari Vatikan yang mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah kembali ke rumah Bapa pada pukul 7:35 pagi waktu setempat.